REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menjadi salah satu negara di dunia yang pertumbuhan militernya cukup signifikan. China telah menjadi kekuatan baru tidak hanya di kawasan tapi juga kancah global. Laporan Pentagon baru-baru ini menyebut Beijing memiliki ambisi untuk melampaui kekuatan militer Amerika Serikat (AS) dan negara kekuatan dunia lainnya yang dianggap sebagai ancaman.
Mengingat Beijing memiliki perselisihan maritim seperti sengketa klaim dengan Jepang di Kepulauan Diaoyu (Senkaku) dan ASEAN plus Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan (LCS), kekuatan Angkatan Laut China menjadi salah satu yang diperhatikan perkembangannya.
Dalam tiga tahun terakhir, anggota Korps Marinir China telah meningkat signifikan yakni dari 10 ribu personel menjadi antara 28 ribu dan 35 ribu personel. Beijing berencana merekrut 100 ribu anggota bagi korps marinirnya.
Saat ini Korps Marinir China memiliki tujuh brigade dan hadir di mana pun Angkatan Laut China beroperasi. Setiap brigade bersenjata lengkap, termasuk minimal dua batalion infanteri, satu resimen lapis baja, satu batalion howitzer, satu batalion misil, dan batalion pengintai amfibi pasukan khusus.
Korps Marinir China pun memiliki kendaraan amfibi lapis baja cukup andal dan cerdas, salah satunya ZBD-05. Kendaraan tersebut tak diragukan kecepatannya di atas air dan dipersenjatai lebih lengkap daripada yang dimiliki Barat, misalnya seperti howitzer self-propelled, PLZ-07.
Pada 2019 Badan Intelijen Pertahanan AS pada 2019 menyebut Korps Marinir China sebagai "kekuatan amfibi penuh yang mampu melakukan operasi serangan amfibi menggunakan taktik senjata gabungan dan berbagai pendekatan". Badan Intelijen Pertahanan AS memandang Korps Marinir China sebagai "kekuatan amfibi paling mahir dari semua pengklaim di Laut Cina Selatan".
Hal itu memang tak dapat lepas dari kekuatan Angkatan Laut China yang merupakan angkatan laut terbesar di dunia dengan lebih dari 300 kapal. China membangun kapal lebih cepat dari hampir semua pesaingnya.
"Kualitas desain dan material mereka (Angkatan Laut China) dalam banyak kasus sebanding dengan kapal (Angkatan Laut AS), dan China dengan cepat menutup celah di setiap bidang kekurangan," kata laporan Kantor Intelijen Angkatan Laut AS dikutip laman Business Insider.
Laporan itu memang benar untuk kapal yang digunakan dalam operasi amfibi. Angkatan Laut China telah lama mempertahankan armada kapal pendarat untuk membawa tank, pasukan, dan peralatan. Armada itu telah didukung oleh kapal amfibi modern baru yang mirip dengan yang digunakan oleh angkatan laut Inggris, Prancis, dan AS.
Sejak 2006, Angkatan Laut China telah memperoleh enam dermaga transportasi amfibi Type-071 dengan setidaknya satu lagi dalam proses. Kapal-kapal itu berbeda dari kapal pendarat sebelumnya karena mereka dapat membawa ratusan pasukan, beberapa kendaraan amfibi lapis baja, dan hingga empat kapal pendarat berpelindung udara (LCAC). Mereka juga dapat mengangkut empat atau lebih helikopter transportasi, seperti Z-18, untuk misi serangan udara.
Hanya dalam waktu setahun China telah membangun dua kapal serbu amfibi Type-075, yakni kapal induk kecil yang dapat membawa 900 pasukan, banyak LCAC dan kendaraan lapis baja, dan hingga 30 helikopter. Cina sedang membangun kapal Type-075 ketiga dan bahkan mungkin merancang kelas lanjutan untuk membawa drone dan jet.