REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Komandan senior militer India dan China melakukan pertemuan di Moldo pada Senin (21/9). Mereka hendak menuntaskan ketegangan yang melibatkan pasukan perbatasan kedua negara di wilayah Ladakh.
Dilaporkan laman South China Morning Post, delegasi India dipimpin Letnan Jenderal Harinder Singh dari Korps 14 yang bermarkas di Leh, kota terbesar di Ladakh. Diplomat senior dari Kementerian Luar Negeri India Naveen Srivastava turut berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
Belum ada informasi tentang hasil pembicaraan itu. Namun menurut Sameer Patil, seorang peneliti keamanan internasional di lembaga think thank Gateway House yang berbasis di Mumbai, India ingin mengirim sinyal ke China melalui keterlibatan militer-diplomatik.
“Ini memberikan pesan kepada China bahwa India masih berkomitmen menemukan resolusi diplomatik untuk sengketa tersebut. India ingin memastikan bahwa ia tidak terlihat menyerah pada diplomasi, mendukung pembicaraan tingkat militer semata,” kata Patil.
Itu adalah pertama kalinya komandan korps India dan China bertemu sejak pembicaraan terakhir mereka di Moldo pada 2 Agustus lalu. Sejak saat itu, pasukan China dan India setidaknya terlibat dua kali bentrokan di wilayah perbatasan. Kedua negara bahkan sempat saling tuding sebagai pihak yang pertama melepaskan tembakan peringatan.
Meletusnya tembakan sebenarnya telah melanggar perjanjian yang mengatur pelarangan penggunaan senjata api dalam jarak dua kilometer dari Line of Actual Control (LAC), yakni perbatasan de facto China dan India.
Pada 10 September lalu Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di sela-sela Shanghai Cooperation Organisation Summit di Moskow, Rusia. Pada kesempatan itu, mereka sepakat untuk meredakan ketegangan di wilayah perbatasan.
Pada 7 September, pasukan India dan China di wilayah Ladakh, tepatnya di sekitar Danau Pangong Tso terlibat pertikaian. Terdapat tembakan peringatan yang dilepaskan ke udara. China dan India saling tuding sebagai pihak yang melakukan hal tersebut. Peristiwa serupa juga terjadi pada 29 Agustus.
Pada 15 Juni lalu, tentara India dan China terlibat bentrokan di Lembah Galwan, Ladakh. Peristiwa itu mengakibatkan 20 tentara India tewas. Sementara, China disebut memiliki 40 korban jiwa, termasuk seorang komandan. Pasca-bentrokan tersebut, China dan India melakukan pembicaraan di level diplomatik serta militer. Kedua negara setuju untuk mengambil langkah-langkah yang bertujuan mengurangi ketegangan di perbatasan.