REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Gubernur São Paulo João Doria pada Rabu (23/9) mengatakan bahwa negara bagian Brasil itu pada pertengahan Desember kemungkinan akan mulai mengimunisasi penduduknya dengan vaksin buatan China untuk Covid-19, Sinovac, jika izin dikeluarkan.
Brasil saat ini mencatat jumlah kasus virus corona tertinggi ketiga di dunia, dan menjadikan negara terbesar di Amerika Latin itu sebagai incaran perusahaan-perusahaan terkemuka pembuat vaksin untuk menguji kandidat vaksin mereka. São Paulo merupakan salah satu wilayah yang sedang menjalankan uji klinis Fase III vaksin Sinovac.
Pengujian tahap ketiga diselenggarakan oleh pusat penelitian biomedis terkemuka milik negara bagian tersebut, Instituto Butantan. Doria mengatakan pada konferensi pers bahwa lima juta dosis vaksin diharapkan sudah tiba pada Oktober di São Paulo, negara bagian terpadat di Brasil.
São Paulo telah membuat kesepakatan dengan Sinovac menyangkut penyediaan 60 juta dosis, yang akan dikirimkan pada akhir Februari. Menurut Doria, jumlah tersebut cukup untuk memvaksinasi seluruh penduduk São Paulo.
Kepala Sinovac Amerika Latin, Xing Han, mengatakan hasil uji coba Fase III akan keluar dalam dua bulan ini. Pemerintah negara-negara bagian Brasil telah secara agresif melakukan pendekatan terhadap para perusahaan pembuat vaksin. Negara bagian Bahia dan Parana membuat kesepakatan untuk menguji dan membeli atau memproduksi vaksin Sputnik 5 buatan Rusia.
Pfizer Inc dan mitranya, BioNTech, menerima persetujuan peraturan Brasil minggu lalu untuk memperluas uji coba vaksin mereka di negara bagian São Paulo dan Bahia. Sebuah vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford juga sudah disepakati untuk diproduksi dan didistribusikan oleh lembaga penelitian biomedis federal, Fiocruz.
Vaksin tersebut juga sedang diuji di Brasil oleh universitas federal Sao Paulo.