REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Arab Saudi peringatkan Dewan Keamanan PBB mereka sudah melihat 'titik minyak' sekitar 50 kilometer sebelah barat dari kapal tanker minyak Yaman yang sudah berkarat. Arab Saudi memperingatkan ada kemungkinan 1,1 miliar barel minyak tumpah di perairan negara itu.
Kapal tanker the Safer sudah terdampar di Pelabuhan Ras Issa di Laut Merah, Yaman selama lima tahun. PBB memperingatkan the Safer dapat menumpahkan minyak lebih banyak empat kali lipat dibandingkan bencana Exxon Valdez di Alaska tahun 1989.
"(Para pakar mengamati) pipa yang tersambung dengan kapal itu terlepas dari stabilizer yang menahannya di bawah dan mengapung di permukaan laut," tulis Duta Besar Arab Saudi untuk PBB Abdallah Al-Mouallimi dalam surat yang diberikan pada lembaga 15 negara anggota itu, Kamis (24/9).
PBB sedang menunggu otorisasi resmi dari kelompok Houthi yang menguasai wilayah tersebut untuk mengirimkan misi untuk melakukan asesmen dan perbaikan yang diperlukan. Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sudah meminta akses masuk ke Houthi.
"(Kapal tanker) itu sudah dalam kondisi degradasi yang kritis, dan situasinya sangat mengancam negara-negara Laut Merah, terutama Yaman dan Arab Saudi, situasi berbahaya ini tidak boleh ditinggalkan tanpa diatasi," tulis Al-Mouallimi dalam surat tersebut.
Yaman sudah didera konflik sejak kelompok Houthi yang didukung Iran menggulingkan pemerintah di ibu kota Sanaa pada 2014. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi pada 2015 untuk mengembalikan pemerintahan.