REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Armenia menggunakan milisi yang dilatih oleh kelompok teroris YPG/PKK untuk menyerang warga sipil Azerbaijan, ungkap sumber keamanan Turki pada Selasa (29/9).
Selama beberapa bulan terakhir, Armenia telah membawa sekitar 300 teroris YPG/PKK dari negara-negara Timur Tengah ke wilayah Nagorno-Karabakh yang diduduki untuk mendukung dan melatih milisi Armenia, kata sumber tersebut, yang meminta namanya tidak disebutkan karena pembatasan berbicara kepada media. Menurut sumber tersebut, Armenia membuat kesepakatan rahasia dengan kelompok teror YPG/PKK pada akhir Juli lalu, sebelum mulai menyerang permukiman sipil Azerbaijan.
Milisi Armenia yang dilatih oleh organisasi teroris YPG/PKK di Nagorno-Karabakh adalah yang digunakan untuk menyerang warga sipil Azerbaijan, kata sumber tersebut. PKK terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa, dan YPG adalah cabang kelompok teror tersebut di Suriah.
Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.
Azerbaijan membuat keuntungan teritorial
Militer Azerbaijan telah merebut kembali lebih banyak wilayah yang diduduki Armenia, ujar sumber tersebut. Setelah menguasai beberapa bukit yang strategis, pasukan Azerbaijan kini sudah membebaskan wilayah Seyid Ahmedli, Karakhanbeyli, dan Horadiz.
Azerbaijan telah menghancurkan hampir lebih dari 30 kendaraan lapis baja Armenia dan operasinya di wilayah pendudukan berjalan dengan sukses. Bentrokan perbatasan meletus pada Ahad pagi kemarin ketika pasukan Armenia menyerang pemukiman sipil dan posisi militer Azerbaijan, yang menyebabkan banyak korban.
Parlemen Azerbaijan mengumumkan keadaan perang di beberapa kota dan wilayah, menyusul pelanggaran Armenia perbatasan di dan serangan di wilayah Karabakh Atas yang diduduki, juga dikenal sebagai wilayah Nagorno-Karabakh.
Azerbaijan pada Senin mengumumkan telah mengerahkan militernya secara parsial.