REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memutuskan kembali ke Gedung Putih setelah tiga hari mendapatkan perawatan di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed pada Senin (5/10). Setelah kembali, dia tetap memilih untuk menjadi sosok yang jauh dari masker.
Trump mendarat di Halaman Selatan Gedung Putih dan menuju ke Truman Balcony dengan melepas masker yang sebelumnya dikenakan. Kemudian dia mengacungkan jempol ke kamera dan berbalik memasuki ruangan yang penuh dengan pembantunya, masih tanpa menggunakan maskernya.
Kembali ke Gedung Putih tidak membuat publik yakin Trump benar-benar sembuh. Dokter Gedung Putih, Sean Conley, sebelum kepulangan presiden menyatakan kondisinya membaik, meski belum lepas dari masalah.
Selain itu, Conley dan tim medis pun menolak memberikan informasi penting tentang kondisi Trump yang sebenarnya. Seorang reporter yang berada di luar fasilitas medis militer bertanya kepada Trump apakah dia adalah penyebar super virus, dia tidak menjawab.
Pejabat medis juga menolak menjawab pertanyaan wartawan tentang kapan terakhir kali Trump dinyatakan negatif untuk virus corona. Ada polemik yang belum terselesaikan tentang kapan dia pertama kali mengetahui mengidap virus corona.
Para pembantu Trump masih belum mengatakan secara pasti bahwa Trump belum positif sebelum terbang ke resor New Jersey sehari sebelum dia mengumumkan memiliki Covid-19. Padahal, dia muncul untuk penggalangan dana yang menampilkan 200 tamu dan berinteraksi dengan pekerja resor.
Tapi, masalah saat ini adalah Trump membahayakan para pembantu West Wing Gedung Putih dan pegawai kediaman karena dia tampaknya akan sakit sekitar hari kelima. Para ahli mengatakan, Covid-19 dalam tubuh Trump kemungkinan tetap sangat menular. Beberapa asisten utama, seperti sekretaris pers, Kayleigh McEnany, mengumumkan dinyatakan positif pada Senin.
Ketimbang pusing memikirkan kondisi tersebut, tim kampanye Trump memilih untuk fokus pada presiden yang diduga pulih. Mereka sebut Trump sebagai panglima Covid-19 yang secara unik memenuhi syarat untuk memerangi virus.
"(Trump])memiliki pengalaman sebagai Panglima Tertinggi. Dia memiliki pengalaman sebagai pengusaha. Dia memiliki pengalaman sekarang melawan virus corona sebagai individu," kata juru bicara kampanye, Erin Perrine, kepada Fox News.
Dengan terang-terangan, Perrine menyatakan kalau pengalaman langsung itu yang tidak dimiliki pesaing Trump dari Demokrat, Joe Biden. "Pengalaman langsung itu, adalah apa yang akan membuat Presiden Trump empat tahun lagi," ujarnya.