REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence dianggap lebih baik dibandingkan Presiden Donald Trump di panggung debat. Ia dinilai lebih menyakinkan dan bijaksana.
"Wakil presiden dapat lebih menyakinkan dan kasus yang lebih bijaksana dari semua orang di pemerintahan Trump," kata mantan politikus Partai Republik yang pernah bekerja dengan Pence di House of Representative, Michael Steel, Rabu (7/10).
Steel mengatakan walaupun Pence komunikator dengan tempramen tapi ia pernah menjadi pembawa acara radio ketika masih menjabat sebagai anggota House. Menurut Steel, di panggung debat Pence dapat lebih efektif daripada Trump.
"Dalam debat dia berada posisi yang lebih kuat dibandingkan presiden, (tapi) saya tidak seberapa penting hal itu," tambah Steel.
Trump baru pulang ke Gedung Putih setelah dirawat selama tiga hari Walter Reed National Military Medical Center karena terinfeksi virus corona. Belum diketahui dengan pasti apakah ia dapat melanjutkan kampanye atau tidak.
Namun Trump berniat untuk berpartisipasi dalam debat berikutnya pada 15 Oktober mendatang. Karena itu, Pence mengambil alih kampanye untuk menahan momentum Biden-Harris, sesuatu yang tidak dapat Trump lakukan dalam debat pertama di Cleveland.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan perebutan kursi presiden relatif stabil. Biden mempertahankan keunggulan di taraf nasional. University of Florida mengatakan sudah lebih dari empat juta pemilih memberikan hak suara mereka.
Seorang pejabat tim kampanye Biden mengatakan mereka mempersiapkan serangan Pence terhadap Harris. Pence diprediksi akan menuduh Harris condong ke sayap kiri Partai Demokrat.
Harris memperkuat reputasinya sebagai pemberi pertanyaan yang hebat dalam sidang dengar pendapat Hakim Agung Brett Kavanaugh. Ia mengamati respons pandemi virus corona pemerintah Trump yang diketuai oleh Pence. Tampaknya ia akan menyerang kembali kebijakan pandemi Trump.
"Ini keseimbangan yang rumit, Harris mungkin memiliki persiapan yang lebih baik daripada yang lain, yang telah berada di panggung nasional sebelumnya," kata pakar wakil presiden AS dari University of Dayton, Christopher Devine.