Kamis 08 Oct 2020 14:08 WIB

Mike Pence Tolak Tuduhan Rasisme di Kepolisian

Mike Pence menolak adanya rasisme sistemik di departemen kepolisian

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Debat cawapres AS antara Kamala Harris dan Mike Pence, Rabu (7/10) waktu setempat. Mike Pence menolak adanya rasisme sistemik di departemen kepolisian. Ilustrasi.
Foto: Shawn Thew/EPA
Debat cawapres AS antara Kamala Harris dan Mike Pence, Rabu (7/10) waktu setempat. Mike Pence menolak adanya rasisme sistemik di departemen kepolisian. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SALT LAKE CITY - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence menolak adanya rasisme sistemik di departemen kepolisian ketika melakukan debat dengan Kamala Harris untuk menempati posisi wakil presiden 2020, Rabu (7/10). Dia tidak menyatakan gagasan bahwa penegak hukum memiliki bias terhadap minoritas.

"Saya ingin semua orang tahu siapa yang mengenakan seragam penegakan hukum setiap hari, Presiden Trump dan saya mendukung Anda," kata Pence.

Baca Juga

Pernyataan ini muncul ketika kandidat wakil presiden dari Demokrat percaya keadilan tidak ditegakkan dalam kasus Breonna Taylor. Perempuan kulit hitam itu telah terbunuh dalam penggerebekan narkoba oleh polisi.

Taylor ditembak beberapa kali pada Maret. Dewan juri tidak menuntut petugas atas peran mereka dalam kematian Taylor. Atas peristiwa itu, Pence pun menyatakan rasa simpati, meski dia yakin dewan juri telah bertindak jujur.

"Kami tidak harus memilih antara mendukung penegakan hukum, membuktikan keamanan publik, dan mendukung tetangga Afrika-Amerika kami," ujar pria berusia 61 tahun ini menolak adanya rasisme di kepolisian.

Pence pun menghindari membuat pernyataan jelas ketika mengangkat masalah George Floyd yang meninggal akibat cekikan di leher menggunakan kaki oleh anggota polisi. Dia menyatakan tidak ada alasan yang tepat atas peristiwa itu dan menekankan keadilan akan ditegakkan. Meski begitu, Pence mengatakan tidak ada alasan untuk kerusuhan dan penjarahan setelah kematian Floyd.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement