Jumat 09 Oct 2020 01:27 WIB

Kanada akan Larang Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Kanada menargetkan tak lagi memiliki sampah plastik pada 2030

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi belanja di supermarket. Kanada menargetkan tak lagi memiliki sampah plastik pada 2030.
Foto: Flickr
Ilustrasi belanja di supermarket. Kanada menargetkan tak lagi memiliki sampah plastik pada 2030.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Pemerintah Kanada telah memperkenalkan rencana untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai yang berbahaya pada 2021. Negara tersebut menargetkan tak lagi memiliki sampah plastik pada 2030.

Menteri Lingkungan Kanada Jonathan Wilkinson telah merilis daftar jenis produk plastik sekali pakai yang akan dilarang. Daftar itu antara lain kantong plastik, sedotan, wadah makan plastik, dan stik pengaduk. Pemerintah telah menganggap jenis produk tersebut berbahaya bagi lingkungan dan sulit didaur ulang.

Baca Juga

"Saat larangan diberlakukan, toko lokal Anda akan memberi Anda alternatif produk plastik ini, seperti dapat digunakan kembali atau kantong kertas sebagai pengganti plastik," kata Wilkinson saat memberi keterangan pers di Museum Sejarah Kanada di Gatineau, Que pada Rabu (7/10) dikutip laman CBC.

Dia mengakui mengubah kebiasaan atau budaya menggunakan kantong plastik dan produk plastik sekali pakai lainnya bukan perkara mudah. Tapi perubahan itu mesti dilakukan. Menurut Wilkinson larangan tersebut hanyalah langkah kecil.

"Saya akan katakan kepada Anda, jika Anda menyebutkan jumlah produk plastik yang kita gunakan, larangannya mungkin sebagian kecil dari ... satu persen dari produk," katanya.

Wilkinson menekankan polusi plastik telah mengancam lingkungan dan alam, tak hanya di Kanada, tapi juga dunia. "Itu memenuhi sungai atau danau kita, dan terutama lautan kita, mencekik satwa liar yang hidup di sana. Orang Kanada melihat dampak polusi dari pantai ke pantai ke pantai," ujarnya.

Guna mencapai target bebas sampai plastik pada 2030, pemerintah federal akan mengembangkan standar baru untuk barang-barang plastik. Hal itu termasuk dengan mengoptimalkan proses daur ulang.

"Apa yang kami bicarakan adalah meningkatkan laju daur ulang kami, menggunakan kembali produk-produk itu dan menjaga bahan-bahan itu dalam perekonomian kami," kata Wilkinson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement