Sabtu 10 Oct 2020 11:15 WIB

Menlu China Kunjungi Lima Negara ASEAN

Menlu China berusaha memperkuat kerja sama bilateral dengan negara-negara ASEAN.

Menlu China Wang Yi akan melakukan lawatan ke lima negara ASEAN.
Foto: EPA
Menlu China Wang Yi akan melakukan lawatan ke lima negara ASEAN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan melakukan kunjungan kerja ke lima negara ASEAN pada 11-15 Oktober 2020. Kementerian Luar Negeri China (MFA) menyebutkan, kelima negara ASEAN yang bakal dikunjungi Menlu sekaligus Dewan Pemerintahan China itu adalah Kamboja, Malaysia, Laos, Thailand, dan Singapura.

Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara, Sabtu, kunjungan Wang itu dilakukan setelah diplomat senior Yang Jiechi melakukan kunjungan ke empat negara di Asia pada Kamis (8/10) hingga Senin (12/10) yang berawal dari Sri Lanka. Dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat China dan ASEAN, termasuk Indonesia, beberapa kali melakukan kunjungan kerja.

Baca Juga

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Pandjaitan dan Menlu Filipina Teodoro Locsin melakukan kunjungan ke China pada Jumat (9/10) hingga Sabtu (10/10) atas undangan Menlu Wang. Pada 8 September, jajaran pejabat Kementerian Pertahanan Nasional China (MND) juga melakukan lawatan ke Kementerian Pertahanan RI di Jakarta.

"Semua negara ASEAN adalah tetangga yang bersahabat dan mitra terpenting kami di BRI (Prakarsa Sabuk dan Jalan). Dalam menghadapi pandemi, China dan ASEAN telah saling membantu mengatasi berbagai kesulitan dan menjadi yang terdepan dalam upaya pemulihan," kata juru bicara MFA Hua Chunying.

Kementerian Perdagangan China (Mofcom) menganggap ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesarnya dengan total nilai perdagangan mencapai 416,5 miliar dolar AS selama Januari-Agustus 2020. Direktur Pusat Penelitian Asia Tenggara pada Chinese Academy of Social Science, Xu Liping, menyebut dengan latar belakang pandemi, data perdagangan China dan ASEAN menunjukkan betapa pentingnya hubungan bilateral ini.

"Hubungan bilateral yang lebih baik juga akan sangat penting bagi multilateralisme dan globalisasi," kata Liping.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement