Kamis 08 Oct 2020 11:35 WIB

AS Peringatkan China Agar tak Serang Taiwan

AS akan berada dalam posisi tak mudah jika China menyerang Taiwan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Hubungan Taiwan dan China kian memanas.
Foto: AP/Reuters/berbagai sumber
Hubungan Taiwan dan China kian memanas.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), Robert O'Brien, memperingatkan China agar tidak berupaya merebut kembali Taiwan dengan paksa, Rabu (7/10). Posisi AS pun diakui tidak mudah untuk menanggapi China dalam masalah tersebut.

O'Brien mengatakan dalam sebuah acara di Universitas Nevada di Las Vegas bahwa China 'menumpuk' angkatan laut besar-besaran. Kondisi ini diklaimnya mungkin tidak terlihat sejak upaya Jerman untuk bersaing dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris sebelum Perang Dunia Pertama.

Baca Juga

"Bagian dari itu adalah memberi mereka kemampuan untuk mendorong kami keluar dari Pasifik Barat, dan memungkinkan mereka melakukan pendaratan amfibi di Taiwan. Masalahnya adalah bahwa pendaratan amfibi sangat sulit," kata O'Brien menunjuk pada jarak 160 km antara China dan Taiwan dan kurangnya pantai pendaratan di pulau itu.

Meski menyerang China dan mendukung Taiwan, O'Brien menyatakan, Washington tidak bisa bergerak sembarangan begitu saja jika Beijing mencoba menarik paksa Taipei. "Ini bukan tugas yang mudah, dan juga terdapat banyak ambiguitas tentang apa yang akan dilakukan Amerika Serikat dalam menanggapi serangan China terhadap Taiwan," katanya.

O'Brien merujuk pada kebijakan lama AS tentang ambiguitas strategis yang menunjukan pertanyaan apakah akan campur tangan untuk melindungi Taiwan dengan kekerasan jika perlu? Padahal pulau itu dianggap China sebagai provinsinya dan telah berjanji untuk bersatu kembali dengan daratan.

AS diwajibkan oleh undang-undang untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, tetapi belum dijelaskan tentang kemungkinan campur tangan secara militer jika terjadi serangan China. Keputusan ini kemungkinan besar akan mengarah pada konflik yang lebih luas dengan Beijing.

Ketimbang mengharapkan AS, O’Brien mengulangi seruan Washington agar Taiwan membelanjakan lebih banyak uang untuk pertahanannya sendiri. Dia meminta Taipei melakukan reformasi militer agar bisa menunjukan kepada China risiko ketika mencoba menyerang Taiwan.

"Anda tidak bisa hanya menghabiskan 1 persen dari PDB Anda, yang telah dilakukan oleh Taiwan, 1,2 persen untuk pertahanan, dan berharap dapat menghalangi Cina yang terlibat dalam pembangunan militer terbesar dalam 70 tahun," kata O'Brien.

O'Brien menyarankan Taiwan perlu mengubah diri mereka menjadi landak secara militer. "Singa pada umumnya tidak suka makan landak," ujarnya.

Pejabat senior pertahanan AS untuk Asia Timur menyebut rencana Taiwan untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan sebesar 1,4 miliar dolar AS tahun depan tidak cukup. Dia mengatakan perlu berinvestasi dalam kemampuan termasuk lebih banyak rudal jelajah pertahanan pesisir, ranjau laut, kapal serang cepat, artileri bergerak, dan aset pengawasan canggih.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement