REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Intelijen Israel mengatakan negara itu akan menghalangi pembelian pesawat F-35 Amerika Serikat (AS) oleh Qatar. Mereka mengatakan, harus menjaga keunggulan militer Israel di kawasan.
Pernyataan Menteri Intelijen Israel Eli Cohen ini disampaikan melalui Israeli Army Radio. Ia ditanya mengenai laporan kantor berita Reuters mengenai permintaan resmi Qatar ke Washington untuk membeli pesawat tempur F-35.
Ia ditanya apakah akan menentang penjualan tersebut. "Jawabannya adalah ya, keunggulan keamanan dan militer kami di kawasan adalah hal yang paling penting bagi kami, kawasan kami belum menjadi Swiss," kata Cohen, Ahad (11/10).
Pada Agustus lalu, Qatar mengajukan permintaan untuk dapat membeli pesawat tempur siluman F-35. Permintaan itu terjadi seusai AS melakukan perjanjian dengan Uni Emirat Arab.
AS setuju menjual pesawat canggih tersebut ke Uni Emirat Arab setelah negara Arab tersebut menormalisasi hubungan dengan Israel. F-35 yang memiliki teknologi canggih menjadi salah satu faktor yang mendorong perubahan geopolitik dunia beberapa bulan terakhir.
Mitra-mitra AS seperti Australia, Kanada, Denmark, Italia, Belanda Norwegia, Turki dan Inggris menginvestasikan dana mereka sendiri ke program pengembangan F-35. Setiap negara diizinkan memasukkan rancangan pesawat mereka sendiri.
Sejumlah negara memberikan teknologi yang unik. Turki yang kini sudah dilarang terlibat dalam program tersebut karena membeli sistem pertahanan dari Rusia sempat memproduksi suku cadang pesawat.
Sementara itu Israel, Jepang, Korea Selatan, Belgia, Polandia dan Singapura memiliki F-35 melalui pembelian. UEA tampaknya juga akan mendapatkan pesawat canggih ini dengan jalur tersebut.