REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV -- Jajak pendapat yang digelar Direct Falls Research Institute dan dirilis stasiun televisi Israel i24 News menemukan 63,2 persen warga Israel lebih memilih Donald Trump daripada Joe Biden. Mantan wakil presiden Barack Obama itu hanya mendapatkan 18,8 persen.
Selasa (13/10) media Israel, The Jerusalem Post melaporkan jajak pendapat itu menunjukkan mayoritas penduduk Israel yakin Trump presiden AS yang lebih baik bagi negara Israel. Hanya sekitar 10,4 persen yang menilai keduanya baik untuk Israel sementara 3,1 persen menyatakan tidak ada yang baik bagi Israel.
Dalam survei itu Israel juga ditanya mengenai koneksi personal antara Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan dampaknya pada hubungan AS-Israel. Sekitar 50,9 persen responden mengatakan Biden akan merusak hubungan AS-Israel di masa depan. Trump dianggap memiliki hubungan istimewa dengan Israel.
Sementara 43,5 persen responden menilai hubungan AS-Israel tidak tergantung pada siapa Presiden AS atau Perdana Menteri Israel, tapi lebih pada 'pertemanan sejati' AS dan Israel.
Berdasarkan ketertarikan publik sekitar 87,8 persen warga Israel mengatakan mereka mengikuti pemilihan presiden AS. Sekitar 48,1 persen di antaranya menilai pemilihan tersebut sangat menarik bagi mereka.
Adapun 39,7 persen lainnya mengatakan mereka tidak begitu tertarik. Sebanyak 9 persen mengatakan tidak tertarik sama sekali.
Jajak pendapat itu juga menilai dukungan pemilih Yahudi Amerika. Sekitar 48,2 persen responden menilai dukungan Yahudi Amerika ke Partai Demokrat 'salah' jauh lebih banyak dibandingkan 35,5 persen responden yang menilai hal itu sesuatu langkah yang benar. Sekitar 16,3 persen menyatakan tidak yakin.
Para responden juga ditanya mengenai hubungan Yahudi Israel dan Yahudi Amerika. Sekitar 47 persen menilai ada keretakan di antara dua komunitas Yahudi terbesar di dunia tapi mereka masih yakin adanya rekonsiliasi.
Di sisi lain 35,3 persen menilai tidak ada perpecahan di antara dua komunitas. Sekitar 12,4 persen responden mengatakan mereka tidak yakin rekonsiliasi dapat tercipta. Sebanyak 5,3 persen mengatakan tidak yakin dengan pertanyaannya.
Survei ini dilakukan pada 6 Oktober terhadap 519 dewasa dari segala sektor di masyarakat Israel. Kesalahan perhitungan atau sampling error jajak pendapat ini kurang lebih 4,4 persen. n Lintar Satria