REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) belum bisa menemukan kesimpulan pasti tentang penyebab ledakan 4 Agustus di pelabuhan Beirut, Selasa (13/10). Peristiwa tersebut menewaskan hampir 200 orang dan menyebabkan kerusakan miliaran dolar AS.
Badan pemerintah AS dan Eropa lainnya yang mengikuti penyelidikan ledakan sangat yakin bahwa ledakan itu tidak disengaja. "Tidak ada kesimpulan seperti itu yang dicapai," kata juru bicara FBI.
FBI mengutip pernyataan sebelumnya yang menyatakan memberikan bantuan investigasi kepada Lebanon dalam penyelidikan. "Pertanyaan lebih lanjut harus ditujukan kepada pihak berwenang Lebanon sebagai penyelidik utama," kata juru bicara itu.
Sebelum penyataan itu, media Lebanon melaporkan bahwa laporan FBI tentang ledakan itu diserahkan kepada hakim Lebanon pada Senin (12/10). Namun, FBI menolak mengomentari laporan tersebut.
Sebanyak dua sumber pemerintah AS yang mengetahui pelaporan dan analisis resmi tentang insiden tersebut mengatakan, badan-badan AS juga sangat yakin bahwa ledakan itu adalah sebuah kecelakaan. Namun, hasil penelusuran menyatakan ledakan melibatkan amonium nitrat dalam jumlah besar yang telah disimpan di gedung pelabuhan selama bertahun-tahun.