REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat pada Rabu (14/10) memberikan persetujuan pengobatan pertama untuk virus Ebola. Obat itu adalah campuran tiga antibodi dari Regeneron Pharmaceutical.
Campuran tersebut, Inmazeb, adalah obat yang disuntikkan ke pembuluh darah. Obat ini telah diizinkan untuk digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak, setelah diuji secara klinis pada 382 orang yang terinfeksi virus Ebola Zaire.
“Hal yang kami lakukan hari ini menunjukkan komitmen yang dijalankan FDA dalam merespons ancaman terhadap kesehatan masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri, berdasarkan pada sains dan data,” kata Komisioner FDA, Stephen Hahn, dalam pernyataan.
Sebelumnya, FDA telah memberikan persetujuan untuk Ervebo sebagai vaksin pencegahan penyakit Ebola pertama, pada Desember 2019.
Perusahaan Regeneron menyebut bahwa pihaknya juga telah berbicara dengan FDA mengenai pemberian izin penggunaan darurat bagi campuran dua antibodi yang dikembangkannya untuk COVID-19. Obat itu diberikan dalam merawat Presiden AS Donald Trump.
Dua pengobatan Regeneron itu merupakan kelas obat yang dikenal dengan istilah “antibodi monoklonal”, yakni salinan antibodi yang dibuat dari antibodi dari sistem imun sebagai senjata utama melawan infeksi.