Jumat 16 Oct 2020 19:09 WIB

Raja Malaysia Minta Politisi tak Picu Ketidakpastian Politik

Pernyataan Raja Malaysia disampaikan menyusul ketegangan politik di negara tersebut.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, meminta para politisi untuk tidak menyeret negara melalui ketidakpastian politik, Jumat (16/10). Dia mendesak mereka untuk menyelesaikan masalah melalui negosiasi dan proses konstitusional.

Dalam sebuah pernyataan, Istana menyarankan anggota parlemen untuk menunjukkan kedewasaan dalam politik dan memahami keprihatinan publik. Raja Al-Sultan Abdullah menyoroti tentang kondisi negara yang saat ini seharusnya fokus mengatasi masalah penyebaran virus Corona.

Baca Juga

“Mengenai perkembangan terkini situasi politik negara, Yang Mulia berpesan kepada masyarakat, terutama para politisi, untuk berkumpul bersama untuk memastikan bahwa negara tidak pernah lagi terseret ke dalam ketidakpastian politik sementara kita semua masih dihadapkan pada berbagai masalah dan masa depan yang sulit karena ancaman epidemi Covid-19,” kata pernyataan istana.

Raja Al-Sultan Abdullah juga mendesak mereka menyelesaikan masalah melalui negosiasi dan proses hukum yang tertuang dalam Konstitusi nasional. Desakan ini menjadi penting karena dia merupakan sosok yang memiliki kekuatan untuk menunjuk perdana menteri yang dianggap mengantongi suara mayoritas.

PM Muhyiddin Yassin adalah buah dari restur Raja. Langkah ini dilakukan setelah pengunduran diri Mahathir Mohamad yang tidak terduga pada Februari.

Komentar Raja Al-Sultan Abdullah muncul ketika perebutan kekuasaan atas jabatan pemimpin pemerintahan antara Perdana Menteri Muhyiddin dan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim. Anwar bertemu raja awal pekan ini untuk membuktikan bahwa ia memiliki mayoritas untuk membentuk pemerintahan baru. Raja belum memberikan keputusan soal lobi dari Anwar.  Namun beberapa partai politik melawan Anwar dengan melaporkannya ke polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement