REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat Gedung Putih terbang ke Damaskus untuk menggelar pertemuan rahasia dengan pemerintah Suriah. Kedatangan mereka kabarnya untuk membebaskan dua orang yang ditahan Presiden Bashar al-Assad.
Pada Senin (19/10), surat kabar Amerika Serikat (AS) Wall Street Journal mengutip sumber dari pemerintah AS yang tidak bersedia namanya disebutkan. Sumber itu mengatakan Asisten Deputi Presiden AS Donald Trump, Kash Patel dan kepala bidang kontra-terorisme Gedung Putih terbang ke Damaskus awal tahun ini.
Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS belum merespons permintaan komentar. Wall Street Journal mengutip pejabat pemerintahan Trump dan orang-orang yang terlibat dalam negosiasi itu.
Surat kabar tersebut melaporkan kunjungan Patel menjadi pertemuan pertama antara pejabat tinggi AS dan Suriah sejak Washington mengisolasi pemerintahan Assad selama lebih dari sepuluh tahun yang lalu. AS menghentikan operasi kedutaannya di Damaskus sejak 2012 setelah Assad menghancurkan unjuk rasa 2011 yang menuntut pemerintahannya mundur, langkah yang membawa Suriah dalam perang saudara.
Wall Street Journal menambahkan pemerintah AS berharap membuat kesepakatan dengan Assad akan membebaskan seorang jurnalis dan mantan perwira marinir, Austin Tice yang hilang di Suriah pada 2012, serta Majd Kamalmaz yang hilang usai dihentikan di pos pemeriksaan pemerintah Suriah tahun 2017. Surat kabar itu melaporkan setidaknya saat ini, ada sekitar empat orang warga AS yang ditahan pemerintah Assad. Tapi hanya sedikit yang diketahui mengenai kasus-kasus itu.
Wall Street Journal melaporkan Trump sudah mengirimkan surat pribadi ke Assad pada bulan Maret lalu. Ia menawarkan 'dialog langsung' mengenai Tice.
Orang-orang yang terlibat dalam negosiasi pembebasan itu mengatakan pada pekan lalu pejabat tinggi keamanan Lebanon Abbas Ibrahim bertemu dengan penasihat keamanan Gedung Putih Robert O'Brien. Mereka membahas warga AS yang ditahan di Suriah.
Menurut orang-orang yang mengikuti rapat-rapat pembebasan tersebut, pembicaraan dengan Suriah tidak berjalan jauh. Mereka mengatakan Damaskus berulang kali meminta Washington menarik semua pasukannya dari negara itu.