REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Juru bicara parlemen Turki pada Selasa mengecam OSCE Minsk Group soal sikapnya menghadapi krisis Azerbaijan-Armenia yang sedang berlangsung. Dia juga mengatakan kelompok itu "mati otak".
"Grup Minsk OSCE, yang tidak dapat menemukan solusi untuk masalah Nagorno-Karabakh selama 30 tahun, telah mati otak," kata Mustafa Sentop di parlemen Azerbaijan di ibu kota Baku.
OSCE Minsk Group - diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) - dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil.
Sentop mengatakan, Armenia telah menjadi masalah regional dan global, dan "kebuntuan di Kaukasus akan terus berlanjut selama Armenia melanjutkan pendudukan di Nagorno-Karabakh dan sekitarnya."
Selama kunjungan resmi tiga hari untuk mengadakan pembicaraan tentang konflik Karabakh Atas yang sedang berlangsung, Sentop juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov.
Sentop dan Bayramov membahas krisis yang sedang berlangsung antara Azerbaijan dan Armenia, dan membahas operasi Azerbaijan untuk menyelamatkan tanah yang diduduki.
Konflik Karabakh
Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Bentrokan baru meletus pada 27 September, dan Armenia sejak itu melanjutkan serangannya terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan, serta melanggar perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.
Turki mendukung hak Baku untuk mempertahankan diri, dan menuntut penarikan pasukan pendudukan itu.