REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Setidaknya 168 anggota milisi bersenjata, termasuk Korps Pengawal Revolusi Iran dan kelompok teroris asing di bawah komandonya, tiba di garis depan di Idlib barat laut Suriah, menurut informasi yang diperoleh oleh Anadolu Agency pada Jumat (25/10).
Sekitar 75 tentara Korps Pengawal Revolusi melewati Irak dan memasuki Suriah dengan 30 kendaraan militer pada hari sebelumnya. Pasukan Iran bergabung dengan 93 tentara bersenjata yang berafiliasi dengan kelompok teroris yang didukung Iran dan milisi Shabiha pro-rezim di provinsi Deir-ez-Zor di Suriah timur.
Milisi-milisi bersenjata bertemu dengan pasukan rezim Assad di garis depan di zona de-eskalasi Idlib, bergerak dari Deir ez-Zor pada Kamis.
Kehadiran kelompok dukungan Iran di Deir ez-Zor
Deir ez-Zor, di perbatasan Suriah-Irak, adalah kota yang menghubungkan darat dari Iran ke Lebanon. Jaringan pipa dan jalur perdagangan dari Irak dan Yordania juga melewati kota ini.
Pusat kota dan barat Deir ez-Zor jatuh ke tangan rezim Assad dengan bantuan kelompok yang didukung Iran dan Rusia setelah penarikan teroris Daesh/ISIS pada November 2017. Kelompok teroris asing yang didukung Iran, "kekuatan hitam" rezim, sebagian besar ditempatkan di Deir ez-Zor.
Anggota Korps Pengawal Revolusi Iran memimpin kelompok asal Iran, Irak, Lebanon, Afghanistan, dan Pakistan yang berbasis di Deir ez-Zor, tempat tinggal masyarakat Arab Sunni. Kelompok-kelompok yang didukung Iran memberikan pendidikan berbasis sekte, mengorganisir kegiatan budaya, dan membuka "husayniyah", tempat ibadah milik kepercayaan Syiah, di tempat-tempat yang mereka sita di Deir ez-Zor.
Bagian lain dari Deir ez-Zor, sebelah timur Sungai Efrat, ditempati oleh organisasi teroris YPG/PKK yang didukung AS.