REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Rusia telah berperang hampir di semua perang di sepanjang perbatasannya melalui darat. Menurut pengamat militer Sebastien Roblin, pasukan Rusia lebih kuat di darat daripada di udara atau laut. Berikut empat senjata militer yang membuat pasukan Rusia unggul dalam pertempuran darat.
1. Tank T-72B3 dan T-90
Tank tempur utama Rusia adalah T-72B3, sebanyak 1.400 di antaranya dalam pelayanan aktif. Selain itu ada 350 unit tank T-90A yang hampir serupa tetapi dengan lapisan baja lebih baik.
T-72 jauh dari super-tank, di mana ratusan dihancurkan oleh tank Western M1 Abrams dan Challenger dalam Perang Teluk 1991. Namun, T-72 memiliki kualitas penting yakni jauh lebih murah untuk dioperasikan. Beratnya hanya sekitar empat puluh lima ton, dibandingkan dengan 60 hingga 70 ton desain Barat. Itu berarti kapal itu dapat berguling di banyak jembatan Eropa yang lebih besar daripada tank Barat yang akan runtuh.
Perancang tank Rusia juga telah berinvestasi dalam meningkatkan perlindungan terhadap rudal dan roket anti-tank, yang telah menghancurkan lebih banyak tank daripada peluru yang menembus lapis baja. T-72 dan T-90 dilapisi dengan batu bata lapis baja reaktif eksplosif (ERA) yang dimaksudkan untuk memicu hulu ledak berbentuk muatan sebelum waktunya.
Selain itu, tank-tank itu dilengkapi dengan Sistem Perlindungan Aktif yang dirancang untuk mengacaukan sistem pemandu inframerah dan laser. Dalam beberapa kasus bahkan menembak jatuh rudal yang masuk. Fitur-fitur ini mulai diterapkan oleh desain tank Barat.
2. BM-30 Smerch
The Red Army memiliki hubungan selama berabad-abad dengan "Dewa Perang" yaitu artileri berat. Doktrin militer Rusia menekankan tembakan artileri berskala lebih besar yang diarahkan secara terpusat bertujuan untuk memusnahkan pasukan musuh. Di sisi lain militer Barat berfokus pada peningkatan presisi dan waktu respons untuk mendukung pasukan manuver dan meminimalkan kerusakan tambahan.
Sebagian besar artileri Rusia terdiri dari sekitar tujuh ribu senjata self-propelled 2S1 dan 2S3 yang lebih tua, 500 sistem 2S19 Msta yang lebih modern, dan seribu sistem peluncur roket multi BM-21 Grad. Taktik Next Generation Warfare Rusia melibatkan penggunaan peperangan elektronik dan pasukan khusus untuk memperbaiki posisi musuh sehingga mereka dapat dimusnahkan dengan artileri.
Roket cluster Smerch dapat menghujani target dengan hulu ledak termobarik yang memicu badai api yang mengerikan, yang menyedot oksigen dari paru-paru korban yang selamat dari ledakan panas awal.