REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer menyatakan terdapat serangan teroris yang terjadi di dekat sinagoge pusat kota Wina. Sedikitnya satu orang tewas dan beberapa lainnya cedera dalam baku tembak pada Senin (2/11).
"Saat ini saya dapat memastikan bahwa kami yakin ini adalah serangan teror yang nyata," kata Nehammer.
Nehammer mengatakan kepada penyiar Austria ORF bahwa serangan itu diyakini dilakukan oleh beberapa orang. Mereka menyerang enam lokasi yang berada di sekitar jalan yang menampung sinagoge pusat.
"Kami yakin ada beberapa pelaku. Sayangnya ada juga beberapa yang terluka, mungkin juga tewas," kata Nehammer.
Area Wina tengah setelah peristiwa itu pun ditutup. Kepolisian mengatakan pengerahan signifikan sedang dilakukan. "Tembakan di distrik Kota Dalam - ada orang yang terluka, MENJAUH dari semua tempat umum atau transportasi umum," kata kepolisian di Twitter.
Seorang juru bicara layanan ambulans mengatakan setidaknya satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Salah satu tersangka dan seorang saksi telah ditembak mati dan seorang petugas polisi termasuk di antara mereka yang terluka.
Pemimpin komunitas Yahudi, Oskar Deutsch, mengatakan di Twitter tidak jelas apakah sinagoge Wina dan kantor yang bersebelahannya telah menjadi sasaran serangan. Namun, ketika serangan tersebut terjadi tempat tersebut sedang tutup.
Video beredar di media sosial tentang seorang pria bersenjata yang berlari di jalan berbatu dan berteriak. Polisi Wina mengimbau masyarakat untuk tidak membagikan video dan foto melalui media sosial. "Ini membahayakan pasukan polisi serta penduduk sipil," katanya di Twitter.
Peristiwa penyerangan serupa pernah terjadi pada 1981. Dua orang tewas dan 18 lainnya luka-luka dalam serangan oleh dua warga Palestina di sinagoge yang sama. Sedangkan empat tahun kemudian, sebuah kelompok ekstremis Palestina menyerang bandara Wina dengan granat tangan dan senapan serang yang menewaskan tiga warga sipil.
Dalam beberapa tahun terakhir, Austria terhindar dari jenis serangan skala besar yang terlihat di Paris, Berlin, dan London. Namun, pada Agustus, pihak berwenang menangkap seorang pengungsi Suriah berusia 31 tahun yang dicurigai mencoba menyerang pemimpin komunitas Yahudi di kota kedua di negara itu, Graz.