Rabu 04 Nov 2020 21:00 WIB

Klaim Trump yang Dinilai Terlalu Cepat

Trump memenangkan daerah-daerah kunci.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Joe Biden (kanan)
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Joe Biden (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perebutan Gedung Putih antara Trump dan Biden masih bergantung pada beberapa negara bagian yang potensial. Namun demikian, Trump nyatanya mendapat ekspektasi di luar dugaan, khususnya di Pennsylvania, Wisconsin dan Michigan.

Hasil sementara itu, membuat Trump memanfaatkan momen untuk mengklaim kemenangannya. Hal itu juga ditegaskan olehnya dalam pidato dari Gedung Putih pukul 2 pagi. "Kami ingin semua pemungutan suara dihentikan," kata Trump Mengutip CBS News Rabu (4/11).

Baca Juga

Menanggapi Trump, kampanye Biden menyebut pernyataan Trump sebagai upaya eksplisit untuk mengambil hak-hak demokratis warga Amerika. Berbicara kepada pendukung di Delaware, Biden mengatakan dirinya yakin telah berada di jalur yang tepat untuk memenangkan pemilihan ini. "Kami merasa senang dengan posisi kami sekarang," kata mantan wakil presiden itu.

Posisi itu, memang didukung surat suara yang sah dan belum dihitung di daerah potensial. Demokrat diharapkan bisa mengatasi ketimpangan.

Kendati demikian berdasarkan proyeksi, pejawat masih bisa untuk memenangkan 18 suara elektoral Ohio. Hal itu, tentu bisa memberinya kemenangan yang signifikan dalam keadaan yang secara tak terduga dibanding empat tahun lalu.  

Tak hanya itu, kemenangan Trump di Florida, juga diketahui karena didorong oleh dukungan yang lebih tinggi di antara pemilih Hispanik dan basis Republiknya, serta Texas.

Sejauh ini, diketahui ada beberapa lokasi potensial bagi Biden di tengah banyaknya kemenangan Trump. Dari perolehan, dirinya diketahui akan memenangkan suara di Arizona. Ini untuk pertama kali  Demokrat menang sejak 1996.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement