REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Parlemen Israel Knesset menyetujui kesepakatan normalisasi dengan Bahrain pada Selasa. Menurut harian lokal Yedioth Ahronoth, 62 anggota parlemen (dari total 120) mendukung perjanjian tersebut, sementara 14 anggota dari Daftar Gabungan Arab menentang kesepakatan.
Sebelumnya pada hari yang sama, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam pidatonya di Knesset bahwa normalisasi dengan Bahrain akan berkontribusi pada perekonomian.
"Berkat perdamaian, kita akan dapat menghubungkan pipa minyak dari Teluk Persia ke Israel dan dari sana ke Eropa," kata Netanyahu.
Pada 15 September, Bahrain dan Uni Emirat Arab setuju untuk membangun hubungan diplomatik, budaya, dan komersial penuh dengan Israel setelah menandatangani perjanjian kontroversial di Gedung Putih.
Kesepakatan tersebut telah menuai kecaman luas dari warga Palestina, yang mengatakan kesepakatan tersebut mengabaikan hak-hak mereka dan tidak melayani kepentingan Palestina.