Jumat 13 Nov 2020 15:25 WIB

Partai Aung San Suu Kyi Menang, Bisa Bentuk Pemerintahan

Partai Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen untuk bentuk pemerintahan

Red: Nur Aini
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi
Foto: EPA-EFE/MYANMAR STATE COUNSELOR OFFICE
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Partai yang berkuasa dari pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi telah memenangkan cukup kursi parlemen untuk membentuk pemerintahan berikutnya, menurut hasil pemilihan umum resmi yang dirilis pada Jumat (13/11).

Hasil terbaru dari pemungutan suara pada Ahad, mengonfirmasi partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi telah mengamankan 322 kursi yang diperlukan di badan legislatif bikameral (yang terdiri dari dua dewan) untuk membentuk pemerintahan. NLD telah mengamankan 346 kursi dari 412 kursi yang telah diumumkan, dengan hasil dari 64 kursi lagi yang belum diumumkan.

Baca Juga

Kemenangan yang aman akan menjadi dorongan selamat datang bagi Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian yang mengalami masa jabatan pertama yang bergolak dan berjuang untuk memenuhi harapan publik yang tinggi. Dia ditugaskan untuk mengembangkan negara yang menderita hampir 50 tahun dalam isolasi dan kemunduran di bawah pemerintahan militer yang ketat, yang merupakan tahun-tahun yang Suu Kyi jalani sebagai tahanan rumah.

Bahkan sekarang, pemerintahan Suu Kyi diharuskan memerintah dengan keterlibatan militer, khususnya di bidang keamanan dan pertahanan, di bawah konstitusi yang dirancang selama pemerintahan para jenderal. NLD menang dengan selisih yang sama dalam pemilihan terakhir tahun 2015, yakni pemungutan suara bebas pertama sejak berakhirnya kekuasaan militer di Myanmar.

Kali ini, pemungutan suara dilihat sebagai referendum pada pemerintahan Suu Kyi, yang sangat populer di dalam negeri. Namun, reputasi Suu Kyi di luar negeri telah runtuh karena tuduhan genosida terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya di negara itu. Tuduhan itu dibantah oleh pemerintah Myanmar.

Partai oposisi utama, Partai Pembangunan dan Solidaritas Persatuan (USDP) yang didukung militer, telah memenangkan 24 kursi, menurut hasil resmi parsial. Pada Rabu, USDP mengajukan keberatan dan menuntut pemungutan suara baru secepat mungkin "untuk menyelenggarakan pemilu yang bebas, adil, tidak memihak dan bebas dari kampanye yang tidak adil".

Seorang juru bicara USDP belum dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Para pengamat internasional dan lokal mengatakan pemungutan suara di Myanmar berjalan lancar dan tanpa penyimpangan besar. Komisi pemilihan Myanmar pada Rabu mengatakan bahwa tuduhan penyimpangan (hasil pemilu) berasal dari sejumlah kecil peserta.

NLD juga menuntut adanya bukti untuk tuduhan kesalahan, sementara pihak militer Myanmar dalam pernyataan sebelumnya mengatakan pemilihan umum telah dilakukan dengan sukses.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement