REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Mantan Presiden Amerika, Barack Obama, mengatakan tidak akan masuk ke dalam kabinet Presiden terpilih, Joe Biden. Meski demikian, ia menawarkan membantu presiden yang akan datang dengan cara apapun yang dia bisa.
Ketika pembawa acara CBS This Morning, Gayle King, bertanya apakah mantan presiden itu tertarik untuk bergabung dengan pemerintahan mantan wakil presidennya dalam kapasitas resmi, Obama tertawa.
"Mungkin ada beberapa hal yang tidak akan saya lakukan, karena Michelle akan meninggalkan saya. Dia akan merespon, 'Apa? Kamu melakukan apa?'," kata Obama dilansir di Business Insider, Senin (16/11).
Sejauh ini, Obama memang memberikan tawaran membantu presiden terpilih dengan cara apapun yang dia bisa. Ia juga dia mengatakan jika Biden tidak membutuhkan nasihatnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, ada sejumlah orang penting yang bisa muncul di kabinet presiden ke-46 itu. "Saya tidak berencana untuk tiba-tiba menangani staf Gedung Putih atau semacamnya," lanjutnya.
Obama juga mengatakan tidak ada skenario faktual yang akan melarang presiden terpilih dan wakil presiden terpilih untuk menduduki jabatan pada Januari.
Meski demikian, ia mengatakan penolakan berulang yang dilakukan Presiden Trump dan tuduhan tidak berdasar tentang kecurangan dalam pemilih adalah hal yang mengecewakan.
Hasil pemilu disebut sudah setara dengan pengalaman yang dirasakan selama empat tahun ini. Trump jelas tidak mengira ada kecurangan yang terjadi, karena mereka tidak mengatakan apa-apa selama dua hari pertama.
"Ada kerusakan dari penolakan ini, karena yang terjadi adalah transfer kekuasaan (pemilu) secara damai, anggapan bahwa siapa pun dari kita yang memperoleh jabatan terpilih adalah pelayan rakyat. Ini pekerjaan sementara," kata Obama .
Wawancara yang dilakukan bersama Obama dilakukan sebelum rilis bagian pertama dari memoar mantan presiden, berjudul "Tanah yang Dijanjikan". Rekaman ini akan tayang pada 17 November.