Rabu 18 Nov 2020 13:51 WIB

Studi: 91 Persen Warga Israel Yakin Dukungan Biden

Sebanyak 71 persen responden juga puas dengan pemilu AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden.
Foto: EPA-EFE/Robert Deutsch
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Studi baru dari Ruderman Family Foundation merekam bahwa sebagian besar orang Israel meyakini bahwa Presiden terpilih dari Demokrat, Joe Biden akan tetap mendukung Israel. Keyakinan itu terlepas dari harapan bahwa Biden akan memberikan kebijakan strategis terhadap konflik Israel-Palestina.

Studi tersebut dilakukan di bawah pengawasan Prof Camille Fuchs dari Tel Aviv University dengan mengambil sampel 1.000 orang Israel. Survei tersebut merekam bahwa 91 orang Israel meyakini Biden akan mempertahankan dukungan Amerika Serikat (AS) untuk Israel.

Baca Juga

Selain itu, 71 persen menyatakan puas dengan hasil pemilu AS. Sementara hanya 20 persen yang menyatakan sama sekali tidak puas pada hasil pemilu negeri Paman Sam.

Hasil survei juga mencatat bahwa hampir setengah atau 49 persen orang Israel percaya Biden akan mempertahankan status quo dalam hubungan Israel dengan Yahudi Amerika. Sementara 18 persen menilai hal itu akan menjadi lebih kuat, dan 23 persen menilai akan melemah.

Namun demikian, 73 persen khawatir tentang berlanjutnya jarak pandangan antara Israel dan Yahudi di Amerika. Selama ini Israel banya mendukung Presiden Donald Trump, sebalikanya dukungan Yahudi Amerika mengalir untuk Biden.

"Hasil survei kami mencerminkan bahwa orang-orang Israel masih sangat percaya pada kekuatan abadi hubungan AS-Israel terlepas dari siapa penghuni Gedung Putih," kata presiden Yayasan Keluarga Ruderman, Jay Ruderman dalam sebuah pernyataan seperti dilansir laman The Jerusalem Post, Rabu (18/11).

"Perpecahan dalam pemilu AS juga terlihat di dalam komunitas Yahudi, baik di Israel maupun di Amerika Serikat. Ini akan terus menjadi prioritas komunal utama untuk menjembatani perpecahan ini selama empat tahun ke depan dan seterusnya," ujarnya menambahkan.

Studi ini dirilis selama diskusi panel di Knesset Caucus for Israel-American Jewry Relations, yang dipandu oleh co-chair kaukus MK Mickey Levy (Yesh Atid) dan MK Keren Barak (Likud) serta Ruderman Family Foundation. Berbicara di panel, mantan sekretaris pers Gedung Putih Ari Fleischer menyatakan keberatan tentang pemerintahan Biden yang akan datang. Dia memperingatkan bahwa meskipun Biden mendukung Israel, hubungannya dengan AS kemungkinan akan tegang dibandingkan selama pemerintahan Trump.

Hal ini pun dia yakini karena orang lain di pemerintahan dan di Partai Demokrat belum tentu sependapat dengan Biden. Fleischer menjabarkan waktu dia bekerja di bawah presiden George W Bush, yang sangat pro Israel.

Namun, ia kesulitan menerapkan kebijakan tersebut karena adanya hambatan dari Departemen Luar Negeri, Kedutaan Besar AS, dan bagian lain dari pemerintahan. Untuk mendapatkan dukungan dari Demokrat, mantan sekretaris pers Gedung Putih merekomendasikan hubungan normal dengan UEA dan Bahrain sebagai bagian dari advokasi akar rumput di masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement