Kamis 19 Nov 2020 14:51 WIB

Ditutup 30 Tahun, Saudi dan Irak Buka Lagi Perbatasan Arar

Perbatasan dibuka untuk menggerakan perdagangan antara dua negara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan keamanan Irak berjaga di perbatasan Arar di Provinsi Anbar, Irak, Rabu (18/11). Perbatasan Arab Saudi dan Irak dibuka setelah 30 tahun.
Foto: AP Photo
Pasukan keamanan Irak berjaga di perbatasan Arar di Provinsi Anbar, Irak, Rabu (18/11). Perbatasan Arab Saudi dan Irak dibuka setelah 30 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak dan Arab Saudi telah membuka kembali perlintasan perbatasan Arar untuk keperluan perdagangan pada Rabu (18/11). Arar sudah ditutup selama 30 tahun.

"Perbatasan Arar dengan Kerajaan Arab Saudi telah secara resmi dibuka kembali untuk pergerakan perdagangan antara dua negara tetangga," kata Otoritas Penyeberangan Perbatasan Irak dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Middle East Monitor.

Baca Juga

Acara pembukaan perbatasan dihadiri Menteri Dalam Negeri Irak Othman Al-Ghanmi didampingi Duta Besar Arab Saudi untuk Irak Abdulaziz Al-Shammari dan pejabat pemerintah dari kedua negara. Penyeberangan Arar, yang merupakan satu-satunya pelabuhan darat yang menghubungkan Irak dan Saudi, selama beberapa tahun terakhir telah diperuntukkan semata-mata untuk transportasi jamaah. Sementara lalu lintas perdagangan tetap dilarang.

Pada Juli 2019, Irak dan Saudi menyepakati mekanisme kepabeanan yang akan diadopsi di perlintasan perbatasan Arar. Tujuannya adalah meresmikan pergerakan perdagangan kedua negara. Saudi memulai kembali hubungan diplomatik dengan Irak pada Desember 2015. Hubungan kedua negara terputus selama 25 tahun setelah invasi Irak ke Kuwait pada 1990.

Ketegangan antara kedua negara mulai mencair setelah Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir mengunjungi Baghdad pada 25 Februari 2017. Itu adalah kunjungan pertama seorang pejabat senior Saudi ke ibu kota Irak sejak 1990.

Para pengamat percaya bahwa Irak merupakan salah satu medan pertempuran persaingan pengaruh regional antara Saudi dan Iran. Teheran diketahui memiliki hubungan dekat dengan sebagian besar kekuatan politik Syiah di Baghdad. (Kamran Dikarma)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement