REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pejabat tinggi militer Australia mengatakan pasukan pertahanan harus memiliki 'sendiri' laporan mengenai kejahatan perang angkatan bersenjata Australia di Afghanistan. Ia juga menjanjikan perubahan agar kejahatan tersebut tidak terulang di masa depan.
Kepala Pasukan Pertahanan Australia Jenderal Angus Campbell mengatakan, ia akan bertanggung jawab untuk memastikan laporan itu ditangani dengan benar, serta pada tugas dan performa para komandan di Timur Tengah pada 2011.
"Saya ingin ADF (Pasukan Pertahanan Australia) menyadari ini sesuatu yang kami miliki sendiri karena bila tidak kami miliki, kami tidak dapat memperbaikinya dan jika kami tidak memperbaikinya, kekejian ini mungkin terjadi lagi dan saya tidak bisa menerima itu," kata Campbell, di stasiun televisi ABC, Ahad (22/11).
Laporan penyelidikan tindakan pasukan khusus Australia di Afghanistan antara 2005 dan 2016 yang dipublikasikan Kamis (19/11) menemukan, para komandan senior memaksa prajurit junior membunuh tahanan yang tak berdaya. Alasannya untuk 'membasmi' mereka dalam pertempuran.
Laporan tersebut membuat 19 mantan pasukan dan yang masih menjabat dapat didakwa. Masyarakat Australia yang memiliki tradisi bangga dengan militer mereka, marah dan malu dengan temuan tersebut.
"Di sini saya melihat lapisan tanggung jawab, saya bertekad untuk melihat perubahan yang mendalam, komprehensif, dan abadi yang diperlukan," kata Campbell.