REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan meninggalkan Gedung Putih jika Electoral College telah secara resmi mengesahkan Joe Biden dari Partai Demokrat sebagai pemenang dalam pemilihan presiden (pilpres) 2020. Namun ia tetap menegaskan tidak mengakui kekalahan.
"Tentu saja saya akan. Pasti saya akan. Dan Anda tahu itu," jawab Trump ketika ditanya tentang niatan meninggalkan Gedung Putih, Kamis (26/11) waktu setempat.
"Namun saya pikir akan ada banyak hal yang terjadi antara sekarang dan tanggal 20 Januari. Banyak hal. Penipuan besar-besaran telah ditemukan. Kami seperti negara dunia ketiga," ujar Trump menambahkan.
Namun demikian, Presiden menolak untuk mengatakan apakah dia akan menghadiri pelantikan Biden atau tidak pada 20 Januari mendatang. "Pemilu ini adalah penipuan," kata Trump.
Biden memenangkan pemilihan dengan 306 suara Electoral College atau lebih dari 270 suara yang dibutuhkan berbanding 232 suara Trump. Para pemilih dijadwalkan bertemu pada 14 Desember untuk meresmikan hasilnya. Biden juga memimpin Trump dengan lebih dari 6 juta dalam penghitungan suara populer nasional.
Hingga kini Trump masih menolak untuk sepenuhnya mengakui kekalahannya. Namun dengan tekanan yang meningkat dari jajaran Partai Republik, dia setuju untuk membiarkan proses transisi Biden secara resmi dilanjutkan.
Upaya Trump dan timnya untuk membatalkan hasil di negara-negara bagian utama telah gagal. Dia pun kehabisan pilihan.