REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA--Pemerintah Swiss mengirim anggota korps pertahanan sipil untuk berada di garis terdepan pertempuran melawan pandemi Covid-19. Mereka diminta membantu petugas medis di ruang-ruang unit gawat darurat dan mengurus jenazah.
Korp pertahanan sipil bagian dari sistem wajib militer Swiss bagi semua laki-laki yang bertubuh sehat.
"Saya mengajukan diri untuk misi ini karena saya ingin membantu orang-orang, ambil bagian saya dalam krisis ini," kata Mehdi Ben Khaelifa, Sabtu (28/11).
Laki-laki berusia 32 tahun itu bergabung dengan korp pertahanan sipil satu dekade yang lalu. Sekarang ini pakar mariyuana medis dan rekan-rekannya di proteksi sipil membantu pemerintah Swiss untuk merawat yang sakit dan sekarat.
"Kami telah mempersiapkan diri, kami mencoba melihatnya dari sudut pandang yang luas, jelas kami cemas karena saya tidak pernah bekerja di ruang jenazah atau melihatnya sebelumnya, tapi saya melihat pasien setiap hari, membantu staf ruang jenazah dengan gelombang yang masuk," kata Ben Khaelifa.
Badan pertahanan sipil membentuk tim psikolog untuk membantu rekan-rekan mereka yang mengalami beban psikologis. Pada pekan ini satu orang psikolog berada di depan pusat pemeriksaan Covid-19 di rumah sakit La Tour.
"Terkadang mereka melihat atau mengalami situasi yang sangat sulit dan sebenarnya mereka dapat berbagi tekanan emosional atau psikologis dengan kami, ya, kami cukup puas karena saat kami berbicara dengan mereka kami melihat mereka lebih baik, lebih rileks," kata psikolog Cindy Becerra.
"Ada sedikit pengakuan dan rasanya enak, melihat kami dapat membantu orang, tak ada kata-kata untuk hal ini," kata salah satu anggota pertahanan sipil Swiss, Karim Melliti, seorang bankir yang sedang tidak bekerja.
"Saat saya pikir saya sudah selesai, saya akan lari untuk membersihkan pikiran saya karena hari-hari ini cukup berat, kami melihat hal-hal yang sulit, orang-orang sakit, ada banyak kematian," tambahnya.