REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pejabat Amerika mengungkapkan bahwa dalang dari pembunuhan ahli nuklir Iran pekan lalu adalah Israel.
Pada Jumat pekan lalu (27/11), Mohsen Fakhrizadeh ditemukan tewas di pinggiran Kota Teheran, Iran. Pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump itu mengatakan kepada CNN bahwa otoritas Tel Aviv sejak lama menargetkan ilmuwan tersebut.
Namun, dia tidak menyebutkan apakah pemerintahan Trump mengetahui tentang rencana pembunuhan itu sebelumnya.
Mengenai tekanan maksimum pemerintahan Trump terhadap Teheran, pejabat itu mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo telah diberikan kekuasaan penuh untuk melanjutkan kampanye sanksi, dan lebih banyak sanksi akan diberikan ke Iran selama pekan ini dan pekan depan. Lima ahli nuklir Iran telah menjadi target pembunuhan sejak 2010.
Pascapembunuhan Fakhrizadeh, Israel pun memperingatkan diplomat dan kedutaan besarnya di Iran untuk tetap waspada. Serangan itu telah memicu amarah warga Iran yang menggelar unjuk rasa di luar kantor Presiden Iran Hassan Rouhani sejak pekan lalu untuk menuntut pembalasan.
Itu adalah pembunuhan kedua tokoh Iran sejak Januari, setelah serangan udara AS menewaskan Jenderal Qassam Soleimani di Baghdad, Irak. Iran menduga ada koordinasi antara Israel dan AS dalam serangan tersebut.