REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD — Amerika Serikat (AS) berencana untuk menarik beberapa orang dari kedutaannya di Baghdad untuk sementara waktu. Hal itu dilatarbelakangi kekhawatiran adanya balasan menyusul peringatan satu tahun pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya tidak mengomentari rincian penyesuaian apa pun. Namun AS akan tetap berkomitmen pada kemitraan diplomatik yang kuat dengan Irak.
"Duta Besar [Matthew] Tueller tetap berada di Irak dan Kedutaan Besar di Baghdad terus beroperasi," kata juru bicara itu dikutip dari The Hill, Kamis (3/12).
Menurut dia, Departemen Luar Negeri akan terus menyesuaikan kehadiran diplomatiknya di Kedutaan dan Konsulat di seluruh dunia sejalan dengan misinya. Mulai dari lingkungan keamanan lokal, situasi kesehatan, dan bahkan hari libur.
"Memastikan keselamatan personel pemerintah AS, warga AS, dan keamanan fasilitas kami, tetap menjadi prioritas tertinggi kami," tambah juru bicara itu.
Laporan itu muncul beberapa bulan setelah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan kepada Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi bahwa AS akan meninggalkan kedutaan di Baghdad jika Irak tidak mengurangi serangan terhadap personel AS oleh milisi yang didukung Iran. Akan tetapi, sumber yang mengetahui pertemuan itu mengatakan para pejabat tidak memutuskan untuk mengeluarkan seluruh staf dari kedutaan.
Dua sumber yang mengetahui keputusan tersebut, termasuk seorang pejabat AS, mengatakan penarikan parsial dijadwalkan berlangsung hingga pertengahan Januari setelah peringatan kematian Soleimani pada 3 Januari.
Salah satu sumber mengatakan keputusan itu dibuat pada pertemuan Komite Koordinasi Kebijakan Dewan Keamanan Nasional (NSC) Selasa lalu. Sedangkan, sumber diplomatik ketiga mengatakan pengunduran personel itu akan "ringan" dan datang pada saat pegawai Departemen Luar Negeri biasanya mengambil cuti.
Namun demikian, tidak jelas berapa banyak karyawan yang meninggalkan kedutaan itu untuk sementara. Sebagai informasi, pada hari-hari setelah pembunuhan Soleimani, Iran melancarkan serangan rudal ke pangkalan Irak yang menahan pasukan AS sebagai tindakan pembalasan.