REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Panglima Korps Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Hossein Salami bersumpah akan memburu para anggota kelompok teroris ISIS yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di kota Kerman. Hampir 100 orang tewas dalam insiden tersebut.
“Kami akan menemukan kalian di mana pun kalian berada,” ujar Hossein Salami di upacara pemakaman para korban bom di Kerman, Jumat (5/1/2024), dikutip laman Al Arabiya. Pada Kamis (4/1/2025) lalu, ISIS mengeklaim bertanggung jawab atas dua ledakan bom yang terjadi di dekat Pemakaman Martir di Masjid Saheb al-Zaman di kota Kerman pada Rabu (3/1/2024).
Bom tersebut diledakkan ketika warga Iran sedang memperingati hari kematian Qassem Soleimani, yakni mantan komandan Pasukan Quds yang tewas dibunuh oleh Amerika Serikat (AS). Dalam pernyataan yang dirilis lewat akun Telegram-nya, ISIS tak mengungkap apa motif mereka melancarkan serangan bom tersebut.
Setidaknya 84 orang tewas dan 284 lainnya mengalami luka-luka akibat pemboman di Kerman. Sejumlah negara, termasuk Indonesia, mengutuk peristiwa di Kerman.
“Indonesia mengutuk keras serangan keji di kota Kerman, Iran, yang menewaskan dan melukai ratusan orang, termasuk anak-anak. Kami turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga para korban dan turut berduka cita untuk rakyat Iran,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI lewat akun X resminya, Kamis kemarin.
Qassem Soleimani, tewas di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020. Soleimani dibunuh saat berada dalam konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki kedekatan dengan Iran. Iring-iringan mobil mereka menjadi sasaran tembak pesawat nirawak AS.
Mantan presiden AS Donald Trump adalah tokoh yang memerintahkan langsung serangan tersebut. Trump mengklaim Soleimani sedang merencanakan serangan terhadap misi dan diplomat AS di Timur Tengah.
Oleh sebab itu, sebelum Soleimani melancarkan aksinya, AS terlebih dulu mengambil tindakan dengan membunuhnya. Iran mengutuk keras pembunuhan Soleimani dan bersumpah akan membalas tindakan Washington.
Tak lama setelah peristiwa pembunuhan itu, Iran meluncurkan serangan udara ke markas tentara AS di Irak. Aksi itu sempat menimbulkan kekhawatiran global tentang potensi pecahnya peperangan.
Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan. Soleimani pun memiliki kedekatan dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.