REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Seorang anggota keluarga Kerajaan Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Hamad bin Khalifa Al Nahyan telah membeli 50 persen saham tim sepak bola Liga Premier Israel, Beitar Jerusalem. Klub tersebut dikenal karena sikap suporternya yang rasialis terhadap warga Palestina.
Kabar tentang dibelinya 50 persen saham oleh Syekh Hamad diumumkan secara resmi oleh Beitar Jerusalem melalui situs dan akun Twitter-nya. "Hari bersejarah dan menarik bagi Beitar Jerusalem. Sore ini (Senin) kesepakatan kemitraan ditandatangani antara Moshe Hogeg dan Syekh Hamad bin Khalifa Al Nahyan," kata Beitar Jerusalem lewat akun Twitter-nya dikutip laman Middle East Monitor pada Selasa (8/12).
Dalam pengumuman yang diunggah di situs webnya, Beitar mengatakan pembelian Sheikh Hamad juga termasuk komitmen untuk menginvestasikan lebih dari 300 juta shekel di klub selama sepuluh tahun ke depan. "Saya sangat senang menjadi mitra dalam klub yang begitu gemilang yang telah saya dengar begitu banyak dan di kota yang begitu besar, ibu kota Israel dan salah satu kota paling suci di dunia," kata Sheikh Hamad seperti dikutip di situs Beitar Jerusalem.
Pernyataan Sheikh Hamad yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dinilai akan memicu kontroversi. Yerusalem termasuk dalam isu utama konflik Israel-Palestina. Meski telah melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel, UEA belum secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Klub Beitar Jerusalem adalah benteng sayap kanan politik Israel. Pendukungnya dikenal dengan nama "La Familia". Mereka telah secara terbuka melakukan kekerasan terhadap minoritas Arab-Israel.
Beitar Jerusalem menghadapi beberapa hukuman karena para suporternya meneriakkan slogan rasialis dan menolak membawa warga Palestina di Israel ke klub tersebut. Para pendukung fanatik Beitar Jerusalem kerap menyanyikan lagu anti-Arab di stadion. Salah satu bunyi nyanyian tersebut adalah "Inilah kami, tim paling rasialis di negara ini".
Keputusan Sheikh Hamad membeli 50 persen saham pun tak sepenuhnya diterima oleh suporter Beitar Jerusalem. Beberapa coretan ofensif seperti "Mohammed is Dead", "Death to Arabs", "Fuck Dubai", dan "You can't buy us" muncul di dinding stadion klub tersebut.