REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Otoritas Korea Selatan dengan susah payah membangun tempat tidur rumah sakit dalam kontainer pengiriman pada Kamis (10/12). Upaya itu dilakukan untuk meredakan ketegangan di fasilitas medis akibat gelombang virus corona terbaru.
Peningkatan infeksi Covid-19 telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang kekurangan tempat tidur rumah sakit. Kondisi itu mendorong kota Seoul Mulai memasang tempat tidur kontainer untuk pertama kalinya sejak dimulainya pandemi.
Otoritas kesehatan berencana untuk meningkatkan pengujian dengan meluncurkan tempat sementara di sekitar 150 lokasi di seluruh wilayah Seoul yang lebih besar. “Kami berada dalam situasi kritis di mana upaya anti-virus dan kapasitas sistem medis kami dapat mencapai batasnya tidak lama lagi," ujar Menteri Kesehatan, Park Neung-hoo.
Park menyatakan akan memobilisasi semua sumber daya yang tersedia untuk menghadapi peningkatan kasus di Korea Selatan. "Di atas segalanya, kami akan mengamankan pusat perawatan dan tempat tidur rumah sakit yang memadai untuk kasus-kasus kritis sehingga mereka dapat menerima perawatan yang tepat pada waktu yang tepat," ujarnya.
Petugas karantina di pemerintah kota, Park Yoo-mi, melaporkan dengan populasi 10 juta, Seoul hanya memiliki sekitar 3 persen tempat tidur rumah sakit yang tersedia untuk kasus yang parah dan 17 persen untuk semua pasien.
Parak menyatakan, Seoul telah mengirim 50 penyelidik epidemiologi ke 25 distrik untuk membantu melacak pasien potensial, selain 10 orang yang dikirim dari pemerintah pusat. Sebanyak 274 perwira militer dan polisi serta staf administrasi lainnya juga akan dimobilisasi untuk survei epidemiologi mulai Jumat (11/12).
Sebanyak 682 infeksi baru dilaporkan pada Kamis, sehari setelah penghitungan harian mencapai 686, tertinggi kedua sejak kasus pertama negara itu dikonfirmasi pada Januari. Padahal, menurut menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), aturan jarak sosial yang lebih ketat mulai berlaku minggu ini.
Kasus-kasus baru berada di sekitar 600 per hari selama seminggu terakhir. Kondisi itu didorong oleh kelompok yang lebih kecil dan lebih sulit dilacak di sekitar ibu kota Seoul yang padat penduduk, sedangkan dua gelombang awal berpusat pada beberapa kelompok atau wilayah.
Gubernur provinsi terpadat Korea Selatan, Gyeonggi, dengan 13,5 juta orang, mengatakan berencana untuk melakukan pengujian massal di beberapa daerah untuk menemukan kasus potensial. Saat ini total infeksi Korea Selatan menjadi 40.098, dengan 564 kematian.