REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pada 14 Desember 2003, mantan presiden dan diktator Irak, Saddam Hussein ditangkap oleh tentara Amerika Serikat (AS) di kota kelahirannya, Tikrit. Administrator AS Paul Bremer mengumumkan penangkapan Hussein di Baghdad.
"Hadirin sekalian, kami menangkapnya. Tiran itu kini seorang tahanan," ujar Bremer dilansir laman BBC History.
Saddam Hussein ditemukan bersembunyi di sebuah bunker kecil di satu rumah pertanian sekitar 15 kilometer di selatan Tikrit. Dia ditemukan di dalam "lubang laba-laba" atau ruang bawah tanah yang cukup besar untuk seseorang berbaring, dengan kedalaman 1,8 m hingga 2,5 meter.
Pintu masuknya ditutup dengan tutup polistiren dan ditutupi dengan permadani, batu bata, dan tanah. Saddam diketahui bernapas melalui ventilasi udara dan kipas ekstraktor.
Mantan diktator Irak itu dipersenjatai dengan pistol. Namun, Mayor Jenderal Odierno mengatakan dia menyerah tanpa perlawanan.
"Dia tampak bingung," kata Mayor Jenderal. Dia ditangkap pada pukul 20.30 waktu setempat. Dua orang tak dikenal yang dikatakan sebagai sekutu dekat Saddam Hussein juga ditangkap. Senjata dan uang tunai lebih dari 750 ribu dolar disita.
Rekaman video yang dirilis oleh militer AS menunjukkan Saddam yang nampak kusut dengan janggut hitam dan abu-abu panjang menjalani pemeriksaan medis. Seorang juru bicara militer AS, Mayor Jenderal Raymond Odierno, mengatakan operasi pencarian Saddam Hussein diluncurkan segera setelah mendapat informasi dari anggota keluarga besar Saddam Hussein sendiri.
"Selama 10 hari terakhir kami membawa sekitar lima hingga 10 anggota keluarga ini, dan akhirnya mendapat informasi akhir dari salah satu individu ini," katanya.
Ada hadiah sebesar 25 juta dolar AS yang ditawarkan oleh otoritas AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Hussein. Hadiah serupa diklaim karena mengungkap keberadaan putra Saddam Hussein, Uday dan Qusay, yang tewas dalam serangan pasukan AS di kota Mosul di utara pada Juli.
Mantan presiden itu tidak terlihat sejak pasukan AS memasuki Baghdad pada April 2003. Meskipun dalam salah satu perburuan paling intensif sepanjang sejarah, dia telah menghindari penangkapan selama delapan bulan.
Ketika berita itu menyebar ke seluruh Irak, orang-orang mulai merayakan di jalan-jalan Baghdad dan kota Kirkuk di Irak utara dengan membunyikan klakson dan menembak ke udara. Namun demikian, kota-kota benteng Saddam, Tikrit dan Fallujah suram dan tenang.
Pada Juli 2005, pengadilan menjatuhkan dakwaan pertama terhadap Saddam Hussein dan tujuh mantan anggota rezim lainnya atas kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap Syiah di kota Dujail pada 1982. Mantan presiden itu lalu dieksekusi pada 30 Desember 2006 setelah pengadilan tertinggi Irak menolak banding. Pemerintah Irak merekam kejadian tersebut untuk membuktikan bahwa Saddam Hussein telah meninggal.