REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menjawab kritik aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg. Ardern mengatakan kebijakan perubahan iklim Selandia Baru lebih banyak daripada yang dikira aktivis remaja itu.
Thunberg mencicit ulang sebuah berita yang mengkritik kebijakan perubahan iklim pemerintah Selandia Baru dan menyinggung 'sesuatu yang disebut deklarasi perubahan iklim' negara itu. Ia mengutip baris tulisan di berita itu 'dengan kata lain pemerintah hanya berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon 1 persen pada tahun 2025'.
Pada Senin (14/12), the Guardian melaporkan Ardern mengatakan ia belum melihat cicitan Thunberg tersebut. Tapi ia menyebutnya 'menyinggung tujuan layanan publik kami untuk meraih netral karbon tahun 2025'.
"Saya tentu akan memberikan konteksnya, bila itu ambisi pemerintah mana pun, maka pantas dikritik," kata Ardern.
"Itu bukan ambisi akhir kami, dan jelas bukan rencana total kami terhadap perubahan iklim tapi sekali lagi, saya pikir itu sesuatu untuk melanjutkan pekerjaan atas kewajiban dan ekspektasi kami," katanya.
Angka 1 persen muncul dalam berita yang dimuat Newsroom New Zealand dan dibagikan Thunberg pada 4,4 juta pengikutnya di Twitter. Belum diketahui apakah Thunberg mengira Selandia Baru hanya akan mengurangi emisi karbonnya sebesar 1 persen.
Namun cicitannya itu memicu kontroversi, Menteri Perubahan Iklim Selandia Baru James Shaw mengatakan pemerintahan negara Pasifik itu bekerja secepat mungkin. Ia mengatakan Thunberg hanya menekankan hal yang sudah diketahui.
"Jalan kami masih panjang untuk mempersempit jarak antara emisi kami saat ini dan angka yang kami butuhkan di masa depan," katanya.
Pekan lalu Ardern mendeklarasikan darurat iklim dan mengatakan sektor pemerintah hanya diizinkan membeli mobil listrik atau hibrida. Seiring berjalannya waktu jumlah mobil hibrida akan dikurangi hingga 20 persen.
Sekitar 200 pemanas yang menggunakan batu bara di gedung-gedung pemerintah akan disingkirkan. Parlemen Selandia Baru sudah menerima mosi untuk membentuk Komisi Perubahan Iklim yang bertugas menjaga jalan negara itu untuk meraih target nol emisi pada 2050.
Target itu membuat Selandia Baru salah satu dari sedikit negara yang memiliki undang-undang nol emisi. Ardern mengatakan ia tidak akan menghakimi Thunberg agar lain kali remaja itu melakukan penelitian lebih dahulu sebelum mencicit.
"Tapi saya juga berpikir ini hanya hal baik, di luar sana ada orang yang terus mendesak tindakan nyata atas ambisi ini," katanya.