REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA - Kelompok milisi ekstrem Boko Haram mengaku bertanggung jawab atas penculikan ratusan siswa di asrama Nigeria. Hal itu diungkapkan oleh pemimpinnya melalui pesan suara pada Selasa (15/12).
"Saya Abubakar Shekau dan saudara-saudara kita berada di belakang penculikan di Katsina," kata pemimpin kelompok itu dilansir laman Aljazirah, Selasa.
Pada Jumat (11/12) malam lalu, lebih dari 300 siswa diculik setelah sekelompok kawanan bersenjata menyerbu Sekolah Sains Pemerintah di Kankara, Katsina, Nigeria dengan sepeda motor.
Serangan itu juga melibatkan pasukan keamanan dalam baku tembak yang sengit, sehingga memaksa ratusan siswa untuk melarikan diri dan bersembunyi di semak-semak dan hutan sekitarnya. Operasi penyelamatan bersama diluncurkan Sabtu (12/12) oleh pihak polisi, angkatan udara, dan tentara Nigeria.
Pada Ahad (13/12), orang tua dan anggota keluarga berkumpul di sekolah. Mereka mengajukan permohonan kepada pihak berwenang untuk membawa anak laki-laki yang hilang ke tempat yang aman. "Jika bukan pemerintah yang akan membantu kami, kami tidak memiliki kekuatan untuk menyelamatkan anak-anak kami," kata orang tua yang anaknya diculik, Murja Mohamad.
Serangan Jumat awalnya disangkakan dilakukan oleh kelompok bersenjata yang dikenal sebagai "bandit". Mereka memang dikenal aktif di wilayah yang tidak stabil di mana penculikan untuk meminta tebusan adalah hal biasa.
Pada Senin (14/12) tentara mengatakan bahwa mereka telah menemukan tempat persembunyian orang-orang itu. Operasi militer pun dikatakan masing berlangsung.
Menurut saksi mata, sejumlah anak laki-laki berhasil melarikan diri, tetapi banyak yang ditangkap, dipecah menjadi beberapa kelompok, dan dibawa pergi. Penculikan itu terjadi di negara bagian asal Presiden Muhammadu Buhari.
Presiden Buhari mengutuk serangan itu dan memerintahkan peningkatan keamanan di sekolah-sekolah. Dia memerintahkan negara bagian Katsina ditutup.
Ini adalah yang pertama dari penculikan besar-besaran di barat laut Nigeria. Klaim tanggung jawab Boko Haram ini menandai titik balik utama dalam kemajuan kelompok bersenjata di barat laut Nigeria.
Boko Haram, dan kelompok sempalan Negara Islam di Provinsi Afrika Barat (ISWAP), melancarkan pemberontakan di timur laut Nigeria dan diperkirakan hanya memiliki sedikit kehadiran di barat laut. Namun kekhawatiran telah tumbuh dari kelompok bersenjata yang masuk ke wilayah tersebut, terutama setelah milisi yang mengeklaim berada di barat laut merilis video propaganda 2020 yang berjanji setia kepada pemimpin Boko Haram.
Klaim oleh Boko Haram telah mengonfirmasi kekhawatiran kelompok tersebut akan ekspansi operasinya ke wilayah Barat Laut negara itu. Wilayah barat laut telah dibanjiri oleh bandit bersenjata yang sebagian besar terlibat dalam serangan terhadap komunitas petani dan gemerisik ternak.
Geng penjahat pengendara sepeda motor yang beroperasi di wilayah tersebut juga menculik orang-orang untuk mendapatkan uang tebusan. Buhari telah memprioritaskan perjuangan melawan kelompok tersebut, tetapi situasi keamanan di Nigeria utara telah memburuk sejak pemilihannya tahun 2015.
Boko Haram juga berada di balik penculikan ratusan siswi di Chibok tahun 2014. #BringBackOurBoys telah menjadi tren di media sosial sejak akhir pekan. Tagar itu merujuk ke tagar serupa yang digunakan setelah penculikan gadis-gadis itu pada 2014.