REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pidato Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di balik kaca antipeluru dalam sebuah acara akademi militer menjadi bahan olok-olokan di media sosial.
Posting-an dengan hashtag berbahasa Arab "Mesir Memerangi Korupsi" menarik perhatian besar rakyat Mesir. Seorang pengguna bernama Muhammad Ramadhan men-tweet, "Al-Sisi, yang seharusnya berada di antara orang-orang di jalanan dengan perlindungan meski tentara miliknya, dia berbicara kepada taruna akademi militer di balik kaca antipeluru."
"Jarak al-Sisi dan siswa terlalu jauh. Bukankah kelompok barisan depan harus menyapa Presiden atau semacamnya?" tulis Tuna Ali di Twitter.
"Berbicara kepada para siswa akademi militer dari balik kaca antipeluru, (di sisi lain) al-Sisi secara kebetulan bertemu dengan seorang sopir taksi saat bersepeda di jalan. Apakah mereka tidak akan mengakhiri direktur pengangguran yang melakukan skenario ini?" tambah Ali.
Seorang pengguna bernama Marko Rusi menjawab, "Tidak, mereka akan melanjutkan dengan sutradara yang sama selama ada orang idiot yang percaya dengan naskah ini."
Seorang pengguna bernama Abu Izzeddin berkata: "Pria itu berbicara kepada para siswa di balik kaca anti peluru. ‘Al-Sisi takut’."
Pengguna lain bernama Nureddin mengatakan, "Al-Sisi berdiri di belakang kaca antipeluru di akademi militer. Dia memiliki jarak setidaknya 200 meter antara dia dan para siswa. Singkatnya: pengkhianat itu takut. Jika dia begitu takut pada siswa, apa yang dia rasakan di depan orang-orang yang tertindas?".
Menyapa supir taksi
Dalam rekaman sebelumnya yang dirilis kepada media, al-Sisi terlihat mengendarai sepeda dengan baju olahraga. Dia secara kebetulan bertemu dengan seorang sopir taksi dan menyapanya. Pengguna media sosial mengatakan bahwa rekaman itu dibuat untuk propaganda dan diambil oleh perusahaan periklanan.
Sebelumnya, Mantan Presiden Mesir Anwar al-Sadat dibunuh oleh perwira militer selama parade di Kairo pada 6 Oktober 1981. Sejak itu, presiden Mesir mengambil tindakan tingkat tinggi pada upacara militer. Namun, baru ini pertama kalinya seorang presiden berbicara di balik kaca antipeluru.