Rabu 23 Dec 2020 06:00 WIB

LIPSUS: Cara Mossad Cari Agen Rahasia

Mossad melakukan propaganda lewat televisi, film, hingga media sosial.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Teguh Firmansyah
Teror agen Israel, Mossad (ilustrasi)

Secara resmi, Israel tidak berkomentar apa pun pada operasi rahasianya. Para pemimpin bungkam atas pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Fakhrizade yang secara luas dikaitkan dengan Israel baru- baru ini.

Analis Israel mengatakan pembunuhan itu merupakan pukulan bagi ambisi senjata nuklir Iran. Sementara kritikus mengatakan itu adalah operasi ilegal yang tidak banyak membantu Iran memperoleh senjata tersebut jika memilih untuk melakukannya.

“Di Israel, penulis dan produser adalah bagian dari masyarakat yang terjalin erat di mana setiap orang memiliki teman atau paman di Mossad," kata Sutradara Israel Eytan Fox.

Fox menyebut dia memiliki banyak teman yang bekerja atau pernah bekerja di sana dan dia berkonsultasi dengan mereka untuk serial selanjutnya tentang seorang imigran Amerika yang direkrut Israel sebagai mata-mata.

Penggambaran Mossad di layar lebar adalah bagian dari aliran drama bertema perang yang telah menjadikan Israel eksportir utama film dan acara televisi. Tren ini terjadi pada 2010, ketika serial Israel Hatufim atau POWs yang menggambarkan kepulangan tiga orang Israel dan telah ditahan di Lebanon.

Kemudian, pada 2016, Netflix mengakuisisi Fauda, serial fiksi tentang unit kontraterorisme Israel yang beroperasi di Tepi Barat. Pada 2019, Sacha Baron Cohen membintangi film thriller Netflix, The Spy tentang seorang agen Mossad legendaris. Dalam film itu, dia berhasil membantu Israel meraih kemenangan cepatnya dalam perang 1967.

Pada Maret, Uma Thurman mengumumkan dia akan membintangi serial thriller Israel buatan Amerika, False Flag. Cerita tersebut dilatarbelakangi pada pembunuhan tahun 2010 atas komandan militer Hamas Mahmoud al-Mabhouh di Dubai. Pembunuhan itu menghambat upaya untuk membangun hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab.

Untuk serial terbaru, ada Teheran yang menceritakan tentang seorang peretas wanita muda Mossad yang menyamar di ibukota Iran. Disiarkan di Israel dan Apple TV Plus, alur cerita bergaya telenovela dan disertai detail budayanya. Salah satu siaran berita utama Israel bahkan menggunakan cuplikan dari Teheran untuk segmen pembunuhan Fakhrizadeh.

Tidak semua mantan karyawan Mossad merasa nyaman dengan keterbukaan ini. Salah seorang Mantan Mata-Mata Mossad, Orna Klein mengatakan dia khawatir penggambaran melodramatis dapat mempersulit para operator untuk melakukan pekerjaan mereka.

Lebih dari 26 tahun bekerja di Mossad, dia mengatakan setiap malam, dia tidur dengan lampu menyala. Jika terbangun, dia akan langsung mengenali negaranya, bahasa yang dia butuhkan untuk berbicara, dan menjadi orang yang dia butuhkan. “Di zaman saya, tidak ada yang berbicara tentang apa pun. Tidak kepada surat kabar, tidak kepada siapa pun,” kata Klein.

Sementara itu, Mantan Agen Mossad lain, Mishka Ben-David menulis sebuah novel mata-mata yang diadaptasi dalam serial televisi Israel. Kala itu terjadi setelah pembunuhan pejabat Hamas di Dubai pada 2010. Pasukan pembunuh dilaporkan menggunakan nama orang Israel asli dan salinan palsu paspor Eropa. Ini merupakan kesalahan diplomati yang memalukan bagi Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement