REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Presiden Peru Francisco Sagasti telah memerintahkan penangguhan penerbangan dari Eropa selama dua pekan pada Senin (21/12). Hal itu merespons ditemukannya varian baru SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 di Inggris.
Sagasti mengatakan, sejak 15 Desember tidak ada penerbangan langsung dari Inggris yang memasuki negaranya. Kendati demikian, otoritas kesehatan di sana sedang memantau penumpang asal Inggris yang masuk melalui penerbangan penghubung.
Selain menangguhkan penerbangan dari Inggris, Peru juga melarang masuknya warga asing nonresiden yang pernah berada di Inggris dalam dua pekan terakhir. Warga Peru dan warga asing yang tiba di negara tersebut baru-baru ini setelah mengunjungi Inggris diminta melakukan isolasi selama 14 hari.
Pengumuman Sagasti muncul ketika kasus Covid-19 di Peru hampir mendekati angka satu juta. Negara tersebut dilanda kekhawatiran tentang bakal munculnya gelombang kedua wabah setelah liburan akhir tahun.
Otoritas kesehatan Peru melarang penggunaan kendaraan pribadi pada 24, 25, dan 31 Desember. Hal itu guna mengurangi pergerakan warga di sana. Tak sedikit masyarakat yang kecewa dengan kebijakan tersebut.
Peru telah menandatangani perjanjian awal dengan Pfizer untuk membeli 9,9 juta dosis vaksinnya. Ia pun menandatangani kesepakatan dengan fasilitas Covax yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia untuk memperoleh 13,2 juta dosis lagi.