REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Hizbullah memperingatkan kemungkinan perang dengan Israel masih ada. Partai berkuasa di Lebanon itu mengatakan kemungkinan tersebut berdasarkan rasa tanggung jawab bukan untuk memprovokasi atau memicu ketakutan masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah Hashim Safi Al Din pada kantor berita Lebanon El-Nashra. Ia mengatakan sikap terhadap Israel adalah untuk merespons setiap agresi.
"Yang membuat musuh tetap dalam kondisi waspada dan jika kami dapat menjaga mereka dalam ketakutan dan antisipasi kami dapat dibebaskan dari kejahatan keji mereka," kata Safi Al Din seperti dikutip Middle East Monitor, Ahad (27/12).
Menurutnya, saat ini Israel sedang mencari alternatif untuk mengatasi perlawanan terhadap mereka. Safi Al Din mengatakan Tel Aviv sedang mencari cara lain untuk menghadapi Hizbullah yang sudah terbukti gagal.
"Bila pendudukan benar-benar berhasil mengepung Hizbullah di level politik dalam negeri, apakah mereka membutuhkan kepahlawanan palsu?" katanya.
Ia mengatakan terinspirasi dengan kesepakatan-kesepakatan normalisasi hubungan yang dilakukan beberapa negara Arab Teluk akhir-akhir ini. Banyak yang menganjurkan demarkasi perbatasan laut dan menggelar negosiasi langsung dengan Israel.
"Namun Lebanon jauh dari semua itu, semua maksud dalam hal ini yang mengincar Hizbullah hanya pembicaraan yang jauh dari kenyataan," ujarnya.