Senin 28 Dec 2020 09:48 WIB

Konflik Pramuka di AS Dibawa Sampai Pengadilan

Girl Scouts berada dalam perang perekrutan dengan Boy Scouts

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Pramuka Amerika
Foto: AP
Pramuka Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Girl Scouts berada dalam perang perekrutan dengan Boy Scouts. Dua organisasi anak dan kepemudaan yang dikenal dengan pramuka ini justru tidak akur di Amerika Serikat (AS) bahkan sampai ada gugatan di pengadlian.

Persaingan ini membesar sejak dua tahun lalu. Menurut dokumen pengadilan, Boy Scouts diklaim telah merekrut gadis-gadis secara tidak adil akhir-akhir ini.

Baca Juga

Pengacara mengajukan dokumen di pengadilan federal Manhattan pada Kamis (24/12). Dokumen yang dilayangkan Girl Scouts of the United States of America ini menolak upaya Boy Scouts untuk pelanggaran merek dagang yang diajukan Girl Scouts pada 2018.

Dalam dokumen gugatan pengadilan, Boy Scouts membuka layanan intinya untuk anak perempuan. Kondisi ini menyebabkan kebingungan pasar dan beberapa perempuan tanpa sadar bergabung dengan Boy Scouts.

Organisasi Boy Scouts mulai menerima gadis-gadis di Cub Scouts pada Agustus 2018 dan Scouts BSA mulai menerima gadis-gadis pada Februari 2019. Bulan lalu, pengacara Boy Scouts meminta hakim untuk menolak klaim bahwa mereka tidak dapat menggunakan "Scoutsing" dan "Scouts" dalam perekrutan anak perempuan tanpa melanggar merek dagang. Mereka menyebut gugatan itu sama sekali tidak berguna.

Boy Scouts berpendapat bahwa bukti tak terbantahkan menunjukan bahwa Girl Scouts telah menggunakan "Scout" selama lebih dari 100 tahun. Organisasi anak dan remaja perempuan ini memanfaatkan kata itu dalam pemasaran beberapa layanan remaja campuran selama hampir 50 tahun.

Ratusan ribu halaman dokumen yang dihasilkan dalam kasus pengadilan dan lebih dari 40 deposisi saksi membuktikan Girl Scouts menyatakan tidak pernah terlibat dalam pelanggaran merek dagang atau membuat kebingungan konsumen. Kondisi berbeda dengan tuntutan mereka terhadap Boy Scouts.

Boy Scouts pada Sabtu (26/12) menunjuk argumen hukum dengan menyalahkan Girl Scouts karena bereaksi terhadap rencana ekspansinya. Mereka menunjukan kemarahan dan alarm serta menyatakan Girl Scouts meluncurkan perang untuk merusak rencana Boy Scouts untuk memasukkan lebih banyak perempuan dalam organisasi.

Dalam sebuah pernyataan, Boy Scouts mengatakan alasan memperluas penawaran program untuk anak perempuan terjadi setelah bertahun-tahun permintaan dari keluarga. Keluarga di AS ingin anak laki-laki dan perempuan mereka berpartisipasi dalam program karakter dan kepemimpinan atau untuk alasan lain, termasuk keinginan untuk menjadi Eagle Scouts.

“Kami memuji setiap organisasi yang membangun karakter dan kepemimpinan pada anak-anak, termasuk Girl Scouts of the USA, dan percaya bahwa semua keluarga dan komunitas mendapat manfaat dari kesempatan untuk memilih program yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata pernyataan Boy Scouts.

Dalam pernyataan bantahan, Girl Scouts mengatakan pemasaran yang diperluas oleh Boy Scouts untuk layanan anak perempuan sangat merusak kelompok itu. Kondisi ini memicu ledakan kebingungan.

"Sebagai akibat dari pelanggaran Boy Scouts, orang tua salah memasukkan putri mereka ke dalam kelompok itu karena mengira itu Girl Scouts," kata pengacara organisasi itu sambil menambahkan bahwa hal ini tidak pernah terjadi sebelum 2018.

Baik Girl Scouts maupun Boy Scouts, seperti organisasi pemuda besar lainnya, telah mengalami penurunan keanggotaan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini karena persaingan tumbuh sebelum pandemi dari liga olahraga dan jadwal keluarga yang sibuk.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement