Pemerintah Korea Selatan mendapat banyak kritik dari dalam negeri terkait meningkatnya kasus dan pengadaan vaksin dan rencana peluncurannya. Publik menyerukan vaksinasi pertama dimulai pada kuartal pertama tahun 2021 depan, beberapa bulan setelah beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa yang juga memulai vaksinasi.
Kemarahan pada rencana vaksin telah merusak dukungan untuk Presiden Moon Jae-in, yang peringkat ketidaksetujuannya telah meningkat ke level tertinggi sepanjang masa hampir 60 persen, kata jajak pendapat Realmeter pada hari Senin (28/12).
BPOM Korsel sebagai regulator juga akan mempersingkat periode persetujuan vaksinasi dan perawatan dari rata-rata 180 hari menjadi hanya 40 hari. Hal itu telah diumumkan oleh Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korsel pada hari Ahad lalu.
"Proses persetujuan tambahan untuk distribusi dan penjualan vaksin, yang biasanya memakan waktu beberapa bulan, akan dipersingkat menjadi sekitar 20 hari," kata kementerian itu sebagaimana dilansir dari Aljazirah.
Petugas medis dan penduduk lanjut usia akan mulai menerima vaksinasi pada Februari 2021. "Kemudian rencana untuk memvaksinasi masyarakat luas semakin cepat," kata kepala staf kepresidenan Noh Young-min.
“Pemerintah sedang melakukan semua yang dapat dilakukan untuk memajukan kerangka waktu ini dan juga membuat kemajuan,” katanya menambahkam
Korea Selatan telah merencanakan pembelian dosis vaksin yang cukup untuk melakukan vaksinasi ke 46 juta orang atau lebih dari 85 persen populasi negara ginseng ini.
Noh mengatakan pihak berwenang mengharapkan populasi Korea Selatan mencapai tingkat kekebalan kawanan (herd imunity) melalui vaksin yang disuntikkan lebih cepat daripada banyak negara lain. Hingga saat ini, Korea Selatan telah melaporkan total 57.680 kasus virus Covid-19, dengan 819 angka kematian.