REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sampel vaksin CoronaVac yang dikirim ke Turki pekan lalu, sedang diuji di laboratorium Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan penggunaan darurat, kata kementerian itu pada Selasa (5/1).
Sampel vaksin, yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China, yang tiba pada 30 Desember 2020, tengah diuji sesuai dengan proses kontrol kualitas rutin yang diterapkan di seluruh dunia, kata Kemenkes Turki dalam sebuah pernyataan.
Proses analisis sedang berlangsung untuk memeriksa kualitas, efektivitas, dan keandalan vaksin yang diharapkan ketika disimpan dan diterapkan dalam kondisi yang ditentukan oleh perusahaan selama masa simpannya.
Jika lolos tes setidaknya 14 hari, vaksin akan digunakan setelah "Persetujuan Penggunaan Darurat" oleh Lembaga Farmasi dan Alat Kesehatan Turki, menurut kementerian itu.
Laboratorium institusi, yang dikenal sebagai Laboratorium Pengendalian Nasional, diakui dan diakreditasi oleh institusi dan organisasi internasional yang setara.
Semua vaksin yang terdaftar dalam program vaksinasi kementerian, bersama dengan produk biologi medis, obat-obatan, produk nutrisi enteral dan makanan medis, perangkat medis, produk biosidal dan kosmetik diuji di laboratorium ini.
Petugas kesehatan dan kelompok lansia akan menjadi yang pertama menerima vaksin tersebut, menurut Menteri Kesehatan Fahrettin Koca.
Vaksinasi akan diterapkan oleh pusat kesehatan milik Kementerian Kesehatan yang akan didirikan di puskesmas, rumah sakit swasta dan universitas, menurut pernyataan dari Direktorat Pelayanan Kesehatan.
Mereka yang ingin divaksinasi akan mendaftar ke pusat ini dengan mengambil antrian.
Turki pada Senin mengkonfirmasi 13.695 kasus baru, termasuk 1.508 pasien bergejala, meningkatkan jumlah infeksi di negara itu menjadi lebih dari 2,25 juta.
Korban tewas akibat Covid-19 di Turki saat ini mencapai 21.685 jiwa.