REPUBLIKA.CO.ID, WILMINGTON - Presiden terpilih Joe Biden pada Kamis (7/1) mengatakan bahwa Presiden Donald Trump menyulut kekerasan di gedung Kongres AS pada Rabu. Biden menyebutnya sebagai salah satu hari paling kelam dalam sejarah AS sekaligus serangan terhadap demokrasi.
Biden, yang berbicara di Wilmington saat memperkenalkan calon untuk Departemen Kehakiman, menyebut pendukung Trump yang menerobos masuk gedung Capitol "teroris domestik". "Jangan berani-berani menyebut mereka pemrotes. Mereka gerombolan pengacau, pemberontak, teroris domestik. Itulah aslinya," kata presiden terpilih yang berasal dari Partai Demokrat ini.
"Empat tahun terakhir kami telah memiliki presiden yang menghina demokrasi kami, konstitusi, supremasi hukum, jelas dalam segala hal ia telah lakukan," kata Biden berbicara soal Trump.
Kerusuhan di Capitol AS terjadi ketika massa pro-Trump menyerbu gedung yang menaungi anggota Senat dan House of Representatives itu. Massa berkecamuk setelah Trump menghabiskan berpekan-pekan untuk mencambuk pendukungnya dengan klaim keliru bahwa pemilu 3 November telah direbut darinya. Di hadapan massa di depan Gedung Putih pada Rabu, Trump meminta pendukungnya untuk turun ke jalan menuju gedung Kongres AS.
"Ia melancarkan serangan habis-habisan terhadap institusi demokrasi kami dari awal dan kemarin hanyalah puncak dari serangan yang tiada henti-hentinya," kata Biden.
House of Representatives dan Senat dijadwalkan akan mengesahkan hasil suara elektoral, atas keberatan dari sejumlah anggota dewan fraksi Partai Republik, ketika gedung Capitol terpaksa ditutup akibat kerumunan para penyerbu. Beberapa jam kemudian Kongres kembali berkumpul dan pada Kamis pagi mengonfirmasi kemenangan pemilihan presiden Biden. Biden akan dilantik pada 20 Januari mendatang.