REPUBLIKA.CO.ID, NUR SULTAN -- Kazakhstan menargetkan masuk dalam daftar 30 besar negara maju dunia. Target itu disampaikan Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev dalam peringatan HUT ke-30 negaranya dan sebagai bagian dari program strategis "Kazakhstan 2050".
Presiden juga menekankan pentingnya dekade ketiga dalam menyelesaikan semua masalah dengan perbatasan negara. Tahun ini adalah peringatan 30 tahun sejak Kazakhstan merdeka pada 1991. Dalam artikel “Kemerdekaan -hal yang paling berharga”, Presiden menyampaikan pesan kepada pembaca internasional di surat kabar Yegemen Qazaqstan.
Tokayev mengatakan meskipun 30 tahun hanya sekejap, menurut standar sejarah itu adalah seluruh era yang penuh dengan kesulitan, kemenangan, krisis, dan pencapaian bagi Kazakhstan. Presiden menggambarkan dekade pertama kemerdekaan sebagai "waktu meletakkan dasar bagi Kazakhstan baru".
Ia menyebut banyak peristiwa penting selama dekade itu seperti memperkenalkan mata uang nasional dan pembentukan angkatan bersenjata. Dalam dekade itu, Kazakhstan menjadi wilayah bebas senjata nuklir, dan ekonomi meletakkan langkah pertama untuk pembangunan.
Tokayev menambahkan dekade kedua dan ketiga kemerdekaan melihat pertumbuhan nyata ekonomi dan kenegaraan di negara tersebut, dan implementasi program negara Warisan. Dalam dua dekade ini Kazakhstan menjadi pusat global untuk bisnis internasional, konferensi, dan proyek.
“Proyek infrastruktur besar diluncurkan, seperti pembangunan koridor internasional 'Eropa Barat - China Barat'. Termasuk pembangunan perumahan yang berkembang cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya," kata dia.