REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Menteri Kesehatan Kuwait, Dr Basel Al-Sabah, menyampaikan bahwa lebih dari 20 ribu orang di Kuwait telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19. Hal ini dia sampaikan sebagaimana dilansir dari laman Arab News, Jumat (15/1).
Al-Sabah meminta masyarakat untuk mendaftar terkait inokulasi. Dia mengatakan pandemi belum berakhir dan negara siap menjalankan vaksinasi dengan lancar, bersama petugas kesehatan terlatih dan pusat vaksinasi yang dapat menampung hingga 10 ribu orang.
Namun, Menteri Al-Sabah mengakui, keadaan normal seperti saat sebelum pandemi baru terjadi pada 2022 mendatang. Hingga kini di Kuwait telah tercatat ada 155.874 kasus Covid-19 dan 946 kematian.
Negara Teluk itu meluncurkan kampanye vaksinasi nasional hampir sebulan yang lalu. Sampai saat ini ada sekitar seperempat juta orang yang telah mendaftar secara daring untuk mendapatkan vaksin.
Sertifikat elektronik vaksinasi akan diberikan kepada mereka yang mengambil suntikan. Sertifikat tersebut berguna sebagai "paspor kekebalan" untuk diperiksa di bandara asing.
Sementara, di Arab Saudi ada satu juta orang telah mendaftar melalui aplikasi Sehhaty untuk menerima vaksin Covid-19. Lebih dari 100 ribu penduduk yang diinokulasi hingga saat ini di tiga pusat vaksin di wilayah Riyadh, wilayah Makkah dan Provinsi Timur.
Arab Saudi berupaya meningkatkan jumlah pusat yang dibuka di 13 wilayah. Saat ini, terdapat 2.206 kasus aktif, 351 di antaranya dalam perawatan kritis. Kasus pada Rabu (6/1), sebanyak 43 kasus dilaporkan di wilayah Riyadh, 38 di Makkah, dan 14 di Provinsi Timur.
Negara lain seperti Pakistan, dalam hal vaksinasi, pun akan membeli 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm) Co Ltd.
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pakistan, Chaudhry Fawad Hussain, mengumumkan pembelian vaksin pertama negara itu. Pakistan saat ini menghadapi penularan Covid-19 gelombang kedua.
Sementara itu, vaksin buatan Sinopharm juga telah menerima izin pakai dari Pemerintah China. "Komite Kabinet memutuskan akan membeli 1,2 juta dosis vaksin dari perusahaan China Sinopharm, dan vaksin itu akan diberikan gratis untuk pasukan garda terdepan pada kuartal pertama 2021," kata Fawad.