REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Pemerintah Arab Saudi akan membuka kedutaan besar di Ibu Kota Qatar, Doha. Arab Saudi dan Qatar diketahui baru saja berdamai setelah terlibat perselisihan selama 3,5 tahun.
“Arab Saudi akan membuka kedutaan besar di Ibu Kota Qatar, Doha, setelah prosedur yang diperlukan selesai,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan saat menggelar konferensi pers bersama Menlu Yordania Ayman Safadi di Riyadh pada Sabtu (16/1), dikutip laman Al Arabiya.
Pada 4 Januari lalu, Saudi setuju mencabut blokadenya terhadap Qatar. Hal itu diumumkan Kuwait menjelang perhelatan KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC ke-41) yang digelar di AlUla, Saudi. "Berdasarkan usulan (Emir penguasa Kuwait) Sheikh Nawaf, disepakati untuk membuka wilayah udara dan perbatasan darat serta laut antara Kerajaan Arab Saudi dan Negara Qatar, mulai malam ini," kata Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Ahmad Nasser al-Sabah.
Dalam perselisihan Teluk, Kuwait mengambil sikap netral dan berusaha menjadi mediator. Tak lama setelah pengumuman pencabutan blokade, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani mengonfirmasi kehadirannya di KTT GCC ke-41. Saat mendarat di Bandara Pangeran Abdul Majeed bin Abdulaziz di AlUla, Sheikh Tamim disambut langsung oleh Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Mereka bahkan sempat berpelukan.
"Kebijakan Kerajaan Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, didasarkan pada pendekatan solid yang menargetkan pencapaian kepentingan utama negara-negara anggota GCC dan negara-negara Arab, selain memanfaatkan seluruh upaya untuk kebaikan rakyat mereka serta mewujudkan keamanan dan stabilitas mereka," kata Pangeran MBS dalam sebuah pernyataan.
Langkah Arab Saudi mencabut blokade terhadap Qatar diikuti oleh tiga negara lainnya, yakni Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA).