REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan tenaga kesehatan di Norwegia dan Australia menyatakan tidak khawatir dengan laporan 30 orang yang meninggal di Norwegia, setelah mendapatkan vaksin buatan Pfizer. Australia adalah salah satu negara yang akan menggunakan vaksin tersebut dalam waktu dekat.
Professor Brendan Murphy, Sekretaris Departemen Kesehatan Australia mengatakan dia tidak merasa terlalu khawatir dengan laporan tersebut.
"Kelompok orang yang mengalami efek buruk dan sayangnya meninggal adalah mereka yang sudah betul-betul lanjut usia dan lemah," kata dia, yang sebelumnya menjabat Kepala Bidang Medis Australia, dalam acara ABC News Breakfast hari Senin (18/01).
"Masih belum jelas benar apakah karena vaksin [dan] seberapa langsung hubungan vaksin dengan kematian."
Therapeutic Goods Administration (TGA), lembaga di Australia yang mengeluarkan izin bagi penggunaan obat-obatan, mengatakan sedang berusaha mencari informasi lebih lanjut mengenai kematian tersebut.
TGA mengonfirmasi sudah menerima laporan mengenai sekitar 30 kematian di rumah perawatan lansia di Norwegia yang sudah mendapatkan vaksin. Namun, di sana dilaporkan sekitar 400 warga lanjut usia meninggal di rumah perawatan lansia setiap minggunya. Menyusul laporan kematian tersebut, pihak otoritas di Norwegia mengubah cara pemberian vaksin.
"Tetapi kami membuat beberapa penyesuaian, apa yang harus diperhatikan para dokter ketika melakukan vaksinasi," kata Steinar Madesn, Direktur Medis Badan Pengobatan Norwegia (NOMA) kepada ABC hari Senin pagi.
"Seluruh pasien ini adalah penghuni rumah lansia, jadi bila ada tingkat harapan hidup yang sangat pendek, jika mereka sudah menderita penyakit kronis, maka disarankan untuk tidak melakukan vaksinasi terhadap mereka."
Pfizer sendiri mengeluarkan pernyataan mengatakan mereka mengetahui laporan tersebut dan bekerjasama dengan NOMA untuk mengumpulkan lebih banyak informasi lagi. "Pihak berwenang Norwegia memberi prioritas imunisasi bagi penghuni rumah lansia, yang kebanyakan mereka sudah uzur dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti sudah lama memiliki penyakit yang tidak bisa disembuhkan," kata pernyataan tersebut.
"NOMA mengonfirmasikan jumlah insiden yang dilaporkan tidaklah mengkhawatirkan dan ini memang sudah diperkirakan.
"Semua laporan kematian akan dikaji lagi dengan seksama oleh NOMA untuk mengetahui apakah insiden ini berhubungan dengan pemberian vaksin."